Aparatur pemerintah di era digital harus memiliki kecakapan digital. Bukan sekadar untuk memberikan pelayanan informasi dan menjadi saluran aspirasi masyarakat namun juga menghibur dan melibatkan masyarakat, yang juga terbiasa mencari dan menyebar aspirasi melalui media sosial.
Memenuhi harapan tersebut, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) menggelar Pelatihan Jurnalistik untuk meningkatan kapabilitas Person in Charge (PIC) media sosial di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari, pada Rabu-Kamis (24-25/05/2023) di Qubika Boutique Hotel, Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.
“Pemerintah Kabupaten Tangerang dituntut untuk memberikan pelayanan informasi yang baik dan benar, informasi yang update dan valid yang tidak membingungkan dan hal ini merupakan salah satu tujuan pelaksanaan kegiatan ini. Saya berharap semua yang mengikuti pelatihan ini bisa membagikan ilmunya dan menerapkannya di ruang lingkup kantor Pemerintah Kabupaten Tangerang.” Ungkap Kepala Diskomkinfo, Nono Sudarno di hadapan 110 peserta pelatihan.
Untuk memenuhi tujuan kegiatan peningkatan kapabilitas ini, Diskominfo Kabupaten Tangerang melibatkan narasumber yang kapabel di bidangnya. Di hari pertama, peserta dilatih oleh Luthfi Subagio sebagai CEO Media Trust PR. Luthfi mengulas dan melatih peserta bagaimana menangani viralitas dan manajemen konflik di media sosial.
Pada hari kedua, peserta dilatih oleh tim narasumber dari ICT Watch, yaitu Mataharitimoer, Sattoraji, dan Ace Pentura. Bang MT dan tim banyak memberikan simulasi bagaimana mengelola tim media sosial, meningkatkan engagement rate akun media sosial, mempersiapkan konten yang harus mempertimbangkan antara pesan yang ingin disampaikan dengan apa yang dibutuhkan masyarakat, dan juga praktik keamanan digital agar para admin media sosial di seluruh pemerintahan Kabupaten Tangerang menguasai 4 pilar literasi digital, yaitu kecakapan, keamanan, budaya, dan etika digital.
Rata-rata peserta terlihat antusias mengikuti pelatihan ini. Berbagai simulasi dan penugasan pun diselesaikan dengan baik.
“Kami mendapatkan pengalaman yang menyenangkan pada dua hari ini. Banyak pengingkatan yang kami rasakan baik dari sisi teknis pengelolaan medsos, pentingnya team work, dan alur kerja tim medsos. Yang paling terasa sih, sekarang kami sadar bahwa haters selalu ada. Mindset kami berubah dari takut menerima respons negatif, menjadi berani untuk terus bikin konten yang menarik dan bijaksana dalam merespons audiens.” papar salah seorang peserta yang sempat mengalami kekhawatiran terhadap respons publik di media sosial. (mt)
