Seorang fotografer yang populer di Instagram telah meminta maaf setelah tertangkap mengeposkan konten berupa foto dari layanan stock photos dan mengakuinya sebagai karyanya sendiri. Daryl Aiden Yow bintang di Instagram yang berbasis di Singapura memiliki lebih dari 104.000 pengikut pada layanan yang dimiliki Facebook tersebut.
Ketenarannya di platform tersebut telah membuat Sony, Oppo, dan Uniqlo, merupakan beberapa merek besar yang memutuskan untuk bekerja dengannya. Yow mengakui penipuan yang telah ia lakukan setelah situs berita Mothership mengidentifikasi selusin contoh foto. Beberapa foto telah diedit untuk mengubah warna dan komposisi mereka. Versi asli dari gambar itu ditelusuri ke Shutterstock, CanStockPhoto dan Unsplash.com.
Yow mengatakan bahwa kemarahan yang muncul dari caranya melakukan penipuan tersebut bisa ia terima dan ia menerima tanggung-jawab penuh atas tindakannya serta semua konsekuensi yang muncul dari tindakan tersebut. Ia mengaku keliru telah mengklaim bahwa gambar stok dan karya orang lain adalah miliknya sendiri. Ia juga mengaku salah telah menggunakan keterangan palsu yang menyesatkan pengikutnya di Instagram dan orang lain yang melihat foto tersebut.
Sony telah mempromosikan karya Instagrammer di situs webnya sendiri sebagai bagian dari kampanye pemasaran untuk kamera mirrorless-nya, dan Yow menggambarkan dirinya sebagai #SonyCreativeAlly di beberapa postingnya. Sony mengatakan bahwa mereka terkejut dan kecewa dengan apa yang telah dilaporkan dan saat ini sedang menyelidiki masalah tersebut.
Sony sangat mendorong seni kreativitas, namun tidak membenarkan tindakan apa pun seperti plagiarisme dan mengambil sikap serius terhadapnya. Yow tampaknya telah menghapus beberapa posting Instagram-nya karena tipuan itu terungkap. Namun para pengguna telah meragukan beberapa dari mereka yang tersisa.
Awal pekan ini, raksasa barang-barang konsumen Unilever mengatakan bahwa pihaknya bermaksud untuk melakukan pemeriksaan yang lebih teliti terhadap influencer media sosial yang dikerjakannya setelah New York Times melaporkan tentang meluasnya penggunaan pengikut palsu.
Sumber: BBC