Ada tujuan sederhana dalam sebuah operasi rahasia, yaitu mencatat kebiasaan browsing setiap pengguna yang terlihat di internet. Miliaran catatan digital tentang aktivitas online orang kebanyakan disimpan setiap hari. Di antara catatan tersebut adalah rincian yang bisa dikategorikan ke kunjungan ke situs porno, media sosial dan situs berita, mesin pencari, forum chatting, dan blog.
Operasi pengawasan massal yang digunakan untuk mencatat setiap kegiatan pengguna internet tersebut disebut Police Karma yang diluncurkan oleh mata-mata Inggris sekitar tujuh tahun yang lalu tanpa debat publik atau pengawasan. Operasi tersebut hanya salah satu bagian dari alat mata-mata global internet yang dibangun oleh lembaga mata-mata Inggris, GCHQ.
Bocoran tentang ruang lingkup pengawasan GCHQ tercantum dalam dokumen yang diperoleh dari whistleblower Edward Snowden. Laporan sebelumnya berdasarkan file yang bocor menjelaskan bagaimana GCHQ memasuki kabel internet untuk memantau komunikasi pada skala besar, tetapi banyak rincian tentang apa yang terjadi pada data setelah data tersebut disedot tetap tidak jelas.
Di tengah adanya dorongan baru dari pemerintah Inggris untuk kekuatan pengawasan yang lebih besar, lebih dari dua lusin dokumen baru dibuka oleh The Intercept yang mengungkapkan untuk pertama kalinya beberapa alat utama yang digunakan oleh GCHQ ketika melakukan penyadapan.
Salah satu sistem yang digunakan untuk membangun profil yang menunjukkan sejarah web browsing pengguna internet. Sistem lain menganalisis komunikasi instant messenger, email, panggilan Skype, pesan teks, lokasi ponsel, dan interaksi media sosial. Program terpisah dibangun untuk mengawasi pencarian yang mencurigakan di Google dan penggunaan Google Maps.
Pengawasan tidak sah tersebut dilisensikan ke rezim hukum yang tidak resmi oleh GCHQ demi menyaring arsip besar metadata tentang panggilan telepon pribadi, email dan catatan penjelajahan internet dari orang Inggris, Amerika, dan setiap warga negara lainnya yang kesemuanya tanpa perintah pengadilan atau surat perintah pengadilan.
Metadata mengungkapkan informasi tentang komunikasi antara pengirim dan penerima email atau nomor telepon yang ditelepon oleh seseorang dan waktu menelepon, tetapi tidak termasuk isi pesan tertulis dari pesan atau audio dari panggilan.
Pada 2012, GCHQ apa menyimpan sekitar 50 miliar catatan metadata tentang komunikasi online dan aktivitas web browsing setiap hari dengan rencana peningkatan kapasitas hingga 100 miliar catatan setiap hari pada akhir tahun tersebut.
Kekuatan Police Karma diilustrasikan pada tahun 2009 ketika GCHQ melancarkan operasi paling rahasia untuk mengumpulkan data intelijen tentang orang yang menggunakan internet untuk mendengarkan acara radio.
Badan ini menggunakan sampel hampir 7 juta catatan metadata, yang dikumpulkan selama tiga bulan untuk mengamati kebiasaan mendengarkan radio lebih dari 200.000 orang di 185 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Irlandia, Kanada, Meksiko, Spanyol, Belanda, Perancis, dan Jerman.
Sebuah ringkasan laporan yang merinci operasi tersebut menunjukkan tujuan dari proyek tersebut, yaitu untuk meneliti potensi penyalahgunaan dari stasiun radio internet untuk menyebarkan ide-ide Islam radikal.
Mata-mata GCHQ dari unit yang dikenal sebagai Network Analysis Center menyusun daftar stasiun paling populer yang telah mereka identifikasi, sebagian besar dari stasiun radiao tersebut tidak memiliki hubungan dengan Islam, seperti Hotmix Radio yang berbasis di Perancis yang memainkan musik pop, rock, funk dan hip hop.
Mereka memusatkan perhatian pada setiap stasiun penyiaran yang ditemukan bacaan dari Al-Qur’an di dalamnya, mencari stasiun radio Irak populer dan stasiun radio yang menyiarkan khotbah dari imam Mesir terkemuka bernama Sheikh Muhammad Jebril. Mereka kemudian menggunakan Police Karma untuk mengetahui lebih lanjut tentang pendengar stasiun radio tersebut, mengidentifikasi mereka sebagai pengguna di Skype, Yahoo, dan Facebook.
Masih sangat banyak kegiatan mata-mata yang dilakukan oleh mata-mata GCHQ tersebut. Intinya apapun yang dilakukan pengguna internet, mulai dari mendengarkan radio, berkunjung ke situs porno, berinteraksi melalui email, Skype atau media sosial seperti Facebook, semua kegiatan tersebut direkam oleh GCHQ secara tidak sah dalam sebuah operasi yang disebut Police Karma.
Sumber: The Intercept
Sumber Foto: BBC