Kelompok hak digital Electronic Frontier Foundation (EFF) berusaha untuk membatalkan sebagian dari hukum hak cipta AS dengan mengatakan bahwa hal tersebut inkonstitusional.
Sebagaimana diketahui, menurut Digital Millennium Copyright Act (DMCA) adalah ilegal untuk mem-bypass software yang mencegah penyalinan karya yang dilindungi dalam banyak situasi/kondisi. Namun EFF mengatakan bahwa batasan tersebut melanggar hak kebebasan berekspresi dengan membatasi apa yang dapat dilakukan konsumen dengan hal-hal yang dibeli sehingga mereka menggugat DMCA.
DMCA diperkenalkan pada tahun 1998 dirancang untuk melindungi hak cipta untuk media seperti film, musik dan fotografi di era digital. Bagian 1201 dari DMCA menyatakan adalah ilegal untuk menghindari kontrol akses yang dikenal sebagai digital rights management (DRM), sebuah ketentuan yang dirancang untuk menghentikan orang melakukan hal-hal seperti menyalin film dari DVD dan membagikannya di internet.
Larangan tersebut memiliki konsekuensi yang lebih luas, yaitu membatasi orang dari melakukan hal-hal seperti memodifikasi DVD player sehingga bisa memutar cakram yang dibeli di mana saja di dunia, bukan hanya wilayah lokal serta mendekonstruksi software perangkat medis untuk mencari kerentanan agar bisa dilaporkan kepada produsen. Hukuman maksimum untuk pelanggaran adalah denda sebesar 500.000 dollar AS atau hukuman penjara selama lima tahun.
EFF menggugat pemerintah Amerika Serikat atas nama dua orang dengan alasan bahwa hukum tersebut menghambat pekerjaan mereka. EFF mengatakan bahwa Matthew Green, seorang peneliti komputer (yang mereka wakili) bisa dihukum karena menyelidiki kerentanan software karena ia harus melewati sistem perlindungan salinan untuk melakukannya. Meskipun pekerjaan ini penting untuk keselamatan banyak orang, Green harus mencari pengecualian dari Library of Congress untuk penelitian keamanan yang dilakukannya tahun lalu.
Andrew Huang, seorang penemu, telah merancang perangkat lunak yang memungkinkan orang dengan mudah merekam dan memanipulasi video online. Produk tersebut akan memungkinkan orang untuk membuat penggunaan inovatif dari konten video berbayar mereka, seperti captioning debat presiden dengan menjalankan komentar Twitter. Akan tetapi menggunakan atau menawarkan teknologi ini bisa bertabrakan Bagian 1201 di DMCA.
Sumber: BBC