Platform media sosial seperti Facebook dan Twitter akan dipaksa untuk menghapus konten teroris dari situs mereka dalam satu jam atau menghadapi denda jutaan dollar AS. Julian King, komisaris keamanan Inggris di Brussels, mengatakan telah terjadi pergeseran dalam sifat serangan teror di mana orang-orang semakin radikal dan kemudian menerima instruksi secara online. Dia mengatakan materi digital memainkan peran dalam setiap serangan di Eropa dalam 18 bulan terakhir.
King mengatakan, kode etik secara sukarela untuk menghapus konten teroris belum dilakukan secara luas dan sangat penting bagi mereka yang gagal bertindak untuk membersihkan situs mereka menerima tindakan keras.
Komisi Eropa mengusulkan undang-undang untuk memastikan semua negara anggota memberikan sanksi terhadap mereka yang berulang kali gagal menanggapi perintah penghapusan baru dalam waktu satu jam dari dikeluarkan, di mana platform akan dikenakan penalti hingga 4% dari pendapatan global mereka. Komisi Eropa percaya bahwa undang-undang baru ini akan berlaku di seluruh Uni Eropa pada 2019 selama periode transisi 21 bulan setelah Brexit yang berarti akan menjadi bagian dari hukum Inggris.
King yang merupakan mantan duta besar Inggris untuk Perancis, menambahkan bahwa setiap serangan selama 18 bulan atau dua tahun terakhir lebih memiliki dimensi online. Dalam beberapa terdapat posting di media sosial yang menghasut dan menginstruksikan, memberikan instruksi, atau mengagungkan teror.
Di bawah undang-undang, Uni Eropa juga akan memaksa platform media sosial untuk menempatkan sistem otomatis untuk menghapus konten teroris, bila mana terbukti bahwa mereka dimanipulasi oleh kelompok terlarang. Negara-negara anggota juga harus membentuk tim khusus untuk menegakkan perintah penghapusan. Negara-negara di luar Uni Eropa, termasuk Israel, telah menunjukkan minat untuk meniru proposal tersebut.
Upaya untuk menangani konten teroris online adalah salah satu rangkaian inisiatif keamanan yang diajukan tahun ini. Kecemasan semakin disuarakan di Brussels tentang potensi teror dalam pemilihan Eropa tahun depan yang ditargetkan oleh kekuatan eksternal yang ingin memengaruhi hasil pemilu.
Sumber: The Guardian
Sumber Foto: Lublin24