Facebook mengumumkan dua teknologi open-source yang akan membantu mengekang penyebaran konten yang bermasalah seperti eksploitasi anak, propaganda teroris, atau kekerasan grafis online. Teknologi ini membantu jejaring sosial dalam mendeteksi foto dan video yang identik dan hampir identik untuk membuang konten yang ditandai sebagai pelanggaran terhadap kebijakannya.
Facebook mengatakan dengan menggunakan API open-source ini, pengembang dapat membuat algoritma untuk mencocokkan dua file serupa tanpa gambar atau video asli. Teknologi ini menciptakan cara yang efisien untuk menyimpan file sebagai hash digital pendek yang dapat menentukan apakah dua file sama atau serupa bahkan tanpa gambar atau video asli. Hash juga dapat lebih mudah dibagikan dengan perusahaan lain dan organisasi nirlaba.
Pada bulan Mei, menyusul serangan teroris Christchurch. Facebook bermitra dengan The University of Maryland, Cornell University, dan The University of California, Berkeley untuk meneliti dan mengembangkan teknologi untuk mendeteksi foto dan video yang dimanipulasi.
Perusahaan tersebut mengatakan mereka berharap para pengembang dan organisasi memanfaatkan perpustakaan tersebut dan berbagi jejak digital dari berbagai jenis konten berbahaya. Jika pengembang dapat membangun basis data kolektif dari konten yang berpotensi berbahaya, ini dapat membantu organisasi membuat platform digital aman bagi pengguna, dan mencegah mereka dari menghadapi materi yang mengganggu atau menyinggung.
Sumber: The Next Web
Sumber Foto: The Trend