Karyawan Facebook secara rutin menekan/menyembunyikan berita yang menarik bagi pembaca konservatif dari trending, sebuah bagian yang berpengaruh di situs Facebook. Hal ini diungkapkan oleh mantan wartawan yang bekerja pada proyek tersebut. Mantan karyawan tersebut mengatakan bahwa mereka mencegah berita gathering sayap kanan CPAC, Mitt Romney, Rand Paul, dan topik konservatif lainnya untuk muncul di bagian yang sangat berpengaruh, yaitu trending.
Beberapa mantan kurator berita di Facebook juga mengatakan bahwa mereka diperintahkan untuk secara artifisial menyuntikkan cerita yang dipilih ke dalam modul Trending meskipun cerita yang disuntikkan tersebut tidak cukup populer atau dalam beberapa kasus sama sekali tidak tren. Mantan kurator yang kesemuanya bekerja sebagai kontraktor juga mengatakan mereka diarahkan untuk tidak menyertakan berita tentang Facebook dalam modul Trending.
Dengan kata lain, bagian berita dari Facebook beroperasi seperti ruang berita tradisional yang mencerminkan bias pekerja dan institusi korporasi. Hal seperti ini tidak sesuatu yang buruk, tetapi berlawanan dengan klaim Facebook yang menyatakakan bahwa modul Trending hanya berisi topik yang baru saja menjadi populer di Facebook.
Tuduhan ini kemudian dibantan oleh Facebook.
Tom Stocky, Facebook’s vice president of search mengatakan dalam sebuah posting di Facebook bahwa Facebook menganggap tuduhan tersebut sangat serius dan tidak menemukan bukti bahwa tuduhan anonim tersebut benar. Dia menambahkan bahwa hal tersebut secara teknis tidak bisa dilakukan.
Facebook memiliki pedoman yang ketat untuk pengulas trending topic karena mereka mengaudit topik yang dimunculkan oleh algoritma. Reviewer diminta untuk menerima topik yang mencerminkan peristiwa dunia nyata dan diperintahkan untuk mengabaikan topik sampah atau topik ganda, hoax atau subyek dengan sumber tidak layak. Facebook tidak mengizinkan atau tidak menyarankan pengulasnya untuk secara sistematis mendiskriminasi sumber berdasarkan asal ideologi dan Facebook telah merancang alat untuk membuat hak tersebut tidak layak secara teknis.
Sumber: Gizmodo, The Guardian