FBI Kuasai 15 Situs untuk Melakukan Serangan DDoS
FBI telah menguasai 15 situs web yang memungkinkan orang membayar untuk membuat individu dan situs lain offline atau down. Layanan situs yang disebut booter ini berusaha membanjiri target dengan sejumlah besar data yang dikenal sebagai serangan DDoS (distributed-denial-of-service). Tiga pria AS dituduh menawarkan layanan DDoS tersebut.
Jaksa AS untuk Alaska Bryan Schroder dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa layanan DDoS untuk disewa seperti ini menimbulkan ancaman nasional yang signifikan. FBI mengatakan lebih dari 200.000 serangan telah diluncurkan hanya melalui satu situs booter. Departemen Kehakiman mengatakan David Bukoski, dari Alaska, dan Matthew Gatrel dan Juan Martinez, dari California, telah didakwa sehubungan dengan layanan booter tersebut.
Pelanggan dapat menggunakan situs untuk memilih target dan kemudian membayar agar domain, bisnis web, atau individu dipaksa offline. Secara umum, semakin besar pembayaran, semakin banyak lalu lintas data yang diarahkan ke target. Bank, perusahaan besar, pengecer web, agen pemerintah dan banyak lainnya telah terkena serangan DDoS selama beberapa tahun terakhir.
Layanan ini mengiklankan kemampuan mereka untuk menemukan alamat internet individu sehingga rentetan data dapat ditargetkan dengan ketat. Juga, banyak orang yang beralih ke layanan booter untuk menghukum orang lain yang telah mengalahkan mereka di game online.
Pakar keamanan cyber Brian Krebs dalam sebuah blog mengtakan bahwa situs-situs booter berbahaya karena membantu mengurangi hambatan terhadap aksi kejahatan dunia maya, bahkan memungkinkan para pemula untuk melancarkan serangan canggih dan melumpuhkan dengan hanya mengklik tombol.
Situs yang ditutup termasuk Ragebooter.com, Defcon.pro, Booter, ninja, Bullstresser.net, dan Quantumstress.net Siapa pun yang mengunjungi domain yang disita oleh FBI tersebut sekarang akan melihat logo FBI dan pemberitahuan yang menjelaskan apa yang terjadi.
FBI mendapat bantuan dari National Crime Agency Inggris dan kepolisian nasional Belanda, serta perusahaan teknologi Cloudflare, Flashpoint dan Google, ketika menyelidiki siapa yang berada di belakang 15 domain tersebut.
Pada April 2018 yang lalu, Europol menurunkan situs booter serupa bernama Webstresser.org yang diyakini telah meluncurkan lebih dari empat juta serangan cyber di seluruh dunia. Enam orang yang diduga bagian dari kelompok yang berada di belakang situs tersebut ditangkap dan komputer mereka disita di Inggris dan Belanda.
Sumber: BBC
Sumber Foto: NeoTech