Hakim di Florida telah memutuskan bahwa dua terdakwa dalam kasus sextortion harus menyerahkan kata sandi iPhone dan BlackBerry mereka sehingga polisi dapat melakukan pencarian bukti lebih lanjut.
Bintang Reality TV Hencha Voigt dan mantan pacarnya Wesley Victor, dituduh mengancam untuk mempublikasikan foto eksplisit bintang media sosial Julieanna Goddard kecuali jika dia membayar uang tebusan. Kedua terdakwa mengatakan bahwa keputusan tersebut melanggar hak konstitusional mereka. Namun hakim Charles Johnson mengatakan bahwa dia mengikuti undang-undang yang berlaku.
Jaksa menuduh bahwa Voigt dan Victor mengatakan kepada Goddard untuk membayar mereka sejumlah 18.000 dollar AS dalam waktu 24 jam, atau mereka akan merilis video dan foto dewasa Goddart. Goddart yang berprofesi sebagai promotor pesta dan sosialita adalah nama besar di media sosial di mana ia menggunakan username YesJulz. Sementara Voigt adalah model dan bintang Instagram yang tampil di WAGS Miami, sebuah acara reality show tentang istri dan pacar bintang olahraga.
Polisi menahan terdakwa Juli lalu dan mengambil iPhone mereka setelah mencegat pesan teks yang dikirim ke Goddard. Namun polisi tidak dapat menembus kata sandi untuk iPhone Voigt dan BlackBerry Victor untuk mencari lebih banyak bukti. Akibatnya, jaksa secara formal meminta pengadilan untuk memerintahkan terdakwa untuk mengungkapkan kata sandinya.
Pengacara terdakwa mengatakan ini akan melanggar Amandemen Kelima, bagian dari hukum AS yang berarti orang tidak dapat dipaksa untuk memberatkan diri mereka sendiri. Namun jaksa mengutip keputusan pengadilan pada bulan Desember tahun lalu yang mengizinkan polisi Florida untuk memaksa seorang tersangka voyeur (seseorang yang memperoleh kesenangan seksual dari melihat orang lain telanjang) untuk memberikan kata sandi iPhone-nya.
Hakim Johnson memutuskan bahwa dia tidak punya pilihan kecuali mengikuti preseden tersebut. Menurutnya itulah hukum yang berlaku di Florida pada saat ini. Voigt dan Victor memiliki waktu dua minggu untuk mematuhi perintah tersebut, atau mereka akan dipenjara karena penghinaan terhadap pengadilan. Mereka berdua mengaku tidak bersalah atas tuduhan pemerasan, konspirasi melakukan pemerasan dan penggunaan alat komunikasi yang tidak sah.
Masalah apakah pihak berwenang memiliki hak untuk mengakses telepon terdakwa telah memicu kontroversi. Tahun lalu, Departemen Kehakiman AS memerintahkan Apple.Inc untuk membantu membuka kunci telepon yang digunakan oleh Rizwan Farrok San Bernardino. Namun, Apple. Inc melawan perintah tersebut dan mengatakan bahwa jika mereka membantu hal tersebut akan membuat preseden berbahaya.
Sumber: BBC
Sumber Foto: Lifehacker Australia