Moderasi beragama sangat diperlukan untuk menumbuhkan kerukunan umat beragama di Indonesia yang bhineka. Akan tetapi terkadang moderasi beragama terancam dengan menyebarnya hoaks yang bisa memantik perpecahan.
“Media sosial menjadi media yang sangat bermanfaat untuk penyebarluasan informasi, tapi di sisi lain dapat menjadi ancaman dengan menyebarnya hoaks yang dapat menimbulkan perpecahan di Indonesia. Penting bagi kita semua untuk dapat berpikir kritis dan memahami cara untuk mengidentifikasi apakah informasi itu benar atau hoaks”, demikian disampaikan oleh Indriyatno Banyumurti, Direktur ICT Watch, dalam paparannya di acara “Dialog Agama Konghuchu: Moderasi Beragama untuk Memperkuat Keimanan dan Kerukunan Beragama” di Medan (18/06).

Acara ini diselenggarakan oleh Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Medan bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Ketua Matakin Kota Medan, Js Alwin, menjelaskan kegiatan dialog dan sosialisasi Khonghucu digelar untuk mengajak masyarakat lintas agama dalam berbuat kebaikan dan bisa hidup rukun antar umat beragama.

“Rukun itu penting, damai itu indah. Bayangkan kota Medan ini tidak rukun, perang terus menerus, sengsara yang ada. Jadi acara ini bertujuan untuk menciptakan kedamaian dan keharmonisan kota Medan dengan tema Moderasi Beragama,” jelasnya.

Dalam sambutan penutupannya, Kepala Bagian Kesbangpol Pemkot Medan, Arbani Harahap, S. Sos, menyampaikan apresiasinya kepada Matakin Medan yang telah mengadakan acara yang menghadirkan masyarakat umat Khonghucu dan lintas agama dengan mewujudkan kerukunan beragama dan mempertahankan kebhinekaan.

“Kegiatan ini sangat baik, diharapkan dapat terus berjalan dan menjadi contoh kepada masyarakat luas dalam menciptakan kerukunan beragama. Dengan menghadirkan masyarakat lintas agama yang berbeda keyakinan, menjadi salah satu wujud moderisasi beragama untuk memperkuat keimanan dan kerukunan beragama,” tuturnya.
Sumber: Kliksumut