internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Literasi Digital

ICT Watch: Asuh Digital Native, Perlu Komunikasi

Data dari Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak mengatakan bahwa 70% orang tua yang tidak memahami pola pengasuhan dapat mengalami kesulitan saat pandemi, terutama bagi mereka yang tergantung pada gawai untuk hiburan anak. Hal ini sesuai dengan Focus Group Discussion yang diadakan oleh komunitas orang tua Parentalk pada bulan Juni 2022 yang turut mempertegas fakta bahwa teknologi menjadi satu hal yang sulit dilepas dari kehidupan, terutama bagi anak-anak. Meski mempermudah keluarga dalam mengakses hiburan, di sisi lain keterbatasan waktu orang tua dalam mengawasi aktivitas anak dapat menyebabkan sang buah hati secara tidak sengaja menyaksikan konten-konten yang melebihi batas umur mereka.  

Menyambut Hari Anak Nasional, Netflix berkolaborasi dengan komunitas orang tua untuk mengadakan webinar berjudul “Jadi Orang Tua Melek Digital, Gimana Caranya?” yang dihadiri oleh lebih dari 250 peserta. Acara virtual ini menghadirkan Ruben Hattari, Director of Public Policy Netflix Southeast Asia, Pritta Tyas, Psikolog dan Co-Founder Good Enough Parents, Indriyatno Banyumurti, Executive Director ICT Watch, serta Nucha Bachri, Co-Founder Parentalk.

Pritta Tyas, Psikolog Klinis & Keluarga sekaligus Co-Founder dari Bumi Nusantara Montessori dan Good Enough Parentsberkata bahwa penggunaan gawai secara berlebihan juga bisa menimbulkan adiksi serta mengganggu tumbuh kembang anak. Menurut Pritta ada batasan waktu yang bisa disesuaikan dengan usia tiap anak, “Penggunaan gawai baru boleh diberikan ketika anak berusia di atas 2 tahun dengan didampingi oleh orang tua, yaitu satu jam per hari yang dibagi dalam beberapa sesi pendek. Untuk anak usia di atas 6 tahun gawai bisa digunakan selama 2 jam, dengan tetap diselingi istirahat serta aktivitas lain seperti olahraga. Dan untuk 12 tahun ke atas, aturan penggunaan gawai bisa disesuaikan dengan hasil diskusi bersama sang buah hati. Namun diluar itu orang tua juga harus tetap melibatkan anak dalam diskusi terkait batasan penggunaan gawai, baik dalam segi durasi atau pilihan tontonan.”


Indriyatno Banyumurti, Executive Director, ICT Watch menambahkan, “Untuk memaksimalkan efek positif dari penggunaan gawai, orang tua harus banyak membangun komunikasi dengan anak agar dapat membuat aturan digital yang efisien, terus belajar tentang digital parenting, serta memanfaatkan teknologi digital untuk mendekatkan diri dengan sang buah hati. Dengan ini orang tua bisa menjadi ‘sahabat’ anak baik di dunia nyata maupun di dunia digital.”

Riset bersama psikolog perkembangan anak membuat Netflix memberikan perhatian lebih ke dalam pengembangan produk, agar tiap keluarga bisa menikmati konten dengan tingkat keamanan yang sesuai dengan batasan usia anak. 

“Netflix ingin selalu memastikan bahwa konten yang ada dapat dinikmati oleh semua anggota keluarga, termasuk anak-anak. Terlebih kami pun menyadari bahwa setiap keluarga memiliki cara dan preferensi yang berbeda dalam menentukan pilihan tontonan, dan juga dalam menentukan kontrol yang dibutuhkan. Untuk itu kami terus berusaha merancang dan mengembangkan fitur untuk mendukung orang tua agar bisa menerapkan digital parenting – antara lain melalui fitur Parental Controls,” kata Ruben Hattari, Director of Public Policy,  Netflix Southeast Asia.

Selain pembatasan waktu penggunaan gawai, saat menggunakan Netflix orang tua dapat memaksimalkan fitur Parental Controls yang bisa membantu memilah serta membatasi tontonan anak agar lebih sesuai dengan usia mereka. Penerapan ‘Profil Anak’ yang bisa membantu mencegah paparan konten dewasa, pembatasan judul film/serial yang bisa ditonton oleh anak, hingga memonitor riwayat penayangan serta mematikan fitur autoplay serta preview dapat menghindarkan anak dari paparan konten dewasa yang memengaruhi tumbuh kembang mereka. 

Nucha Bachri, Co-Founder Parentalk sekaligus ibu dari dua anak menambahkan bahwa keberadaan fitur Parental Controls membantu orang tua dalam menghindarkan anak dari elemen kekerasan serta kata-kata kasar yang mungkin muncul dalam sebuah film atau serial. Melalui fitur tersebut, si kecil juga dapat dengan menikmati berbagai pilihan tontonan yang cocok dengan usia seperti The Sea Beast, Kung Fu Panda: The Dragon Knight, dan Oggy and the Cockroaches: Next Generation.