Selebriti dan politisi dengan pengikut media sosial yang besar terbukti menjadi distributor utama disinformasi terkait dengan coronavirus. Hal ini diungkapkan oleh sebuah penelitian yang mengemukakan fakta bahwa para pengecek dan outlet berita arus utama kepayahan untuk bersaing dengan jangkauan influencer.
Aktor Woody Harrelson dan penyanyi MIA telah menghadapi kritik setelah berbagi klaim tak berdasar tentang dugaan hubungan koneksi 5G dengan pandemi, sementara komentar oleh orang-orang seperti presiden Brasil, Jair Bolsonaro, mengecilkan skala krisis dalam menghadapi ilmiah bukti telah menarik kritik dalam beberapa hari terakhir.
Penelitian oleh Oxford’s Reuters Institute untuk studi jurnalisme menemukan bahwa sementara politisi, selebritis, dan tokoh publik lainnya bertanggung jawab untuk memproduksi atau menyebarkan 20% klaim palsu tentang coronavirus, postingan mereka menyumbang 69% dari total keterlibatan media sosial.
Masalah ini semakin menonjol ketika warga Inggris mulai merusak tiang telepon seluler dalam beberapa hari terakhir di tengah berbagi klaim tak berdasar yang menghubungkan virus Corona ke 5G.
Ada kekhawatiran yang berkembang bahwa disinformasi online dapat memiliki dampak kesehatan dunia nyata. Penelitian oleh Dr Daniel Allington, dosen senior dalam kecerdasan buatan sosial dan budaya di King’s College London, menunjukkan ada hubungan yang signifikan secara statistik antara orang-orang yang meyakini klaim palsu tentang virus corona dan orang-orang yang melanggar pedoman pembatasan sosial pemerintah.
Temuannya, berdasarkan penelitian eksperimental yang dilakukan berkoordinasi dengan Center for Countering Digital Hate, menemukan bahwa orang-orang yang mengatakan mereka percaya virus corona terhubung ke tiang-tiang ponsel 5G cenderung tidak mau tinggal di dalam ruangan, mencuci tangan secara teratur atau menghargai jarak fisik. .
Sementara platform media sosial telah bergerak lebih cepat daripada di masa lalu untuk menandai disinformasi tentang virus corona pada kelompok publik, aktor dan penghibur terkemuka dengan jutaan pengikut di Twitter dan Instagram telah membantu mengipasi api disinformasi yang seringkali menjangkau jauh lebih banyak orang daripada outlet berita umum.
Sumber: The Guardian