internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Privasi & Data Pribadi

iPhone Diplomat Amerika Serikat Disusupi Spyware Pegasus NSO Group

Internet Sehat : iPhone dari setidaknya sembilan pejabat Departemen Luar Negeri AS telah disusupi oleh entitas tak dikenal dengan menggunakan spyware Pegasus NSO Group. Hal ini menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Reuters hari Jumat minggu lalu.

NSO Group dalam sebuah email ke The Register mengatakan telah memblokir akses pelanggan yang tidak disebutkan namanya ke sistemnya setelah menerima pertanyaan tentang insiden tersebut, tetapi belum mengkonfirmasi apakah perangkat lunaknya terlibat.

NSO mengatakan bahwa mereka akan bekerja sama dengan otoritas pemerintah terkait dan meneruskan apa yang dipelajarinya dari penyelidikan insiden tersebut. Perusahaan spyware NSO bersikeras tidak mengetahui target yang ditunjuk oleh pelanggan yang menggunakan perangkat lunaknya.

Menurut Reuters, personel Departemen Luar Negeri yang terkena dampak berbasis di Uganda atau berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan negara itu dan memiliki nomor telepon dengan awalan negara asing daripada awalan AS.

Pada 23 November, ketika Apple mengumumkan gugatannya terhadap NSO Group, Apple juga mengatakan bahwa mereka akan memberi tahu pelanggan iPhone yang ditargetkan oleh peretasan yang disponsori negara. Pada hari yang sama, Norbert Mao, seorang pengacara dan Presiden Partai Demokrat di Uganda, memposting di Twitter bahwa dia telah menerima pemberitahuan ancaman Apple.

Pada bulan Juni, Washington Post melaporkan bahwa perangkat lunak Pegasus NSO terlibat dalam upaya atau keberhasilan peretasan 37 telepon milik jurnalis dan pembela hak, termasuk dua wanita yang dekat dengan jurnalis Saudi yang terbunuh Jamal Khashoggi.

Pada bulan yang sama, NSO Group menerbitkan Laporan Transparansi dan Tanggung Jawab 2021, di mana perusahaan bersikeras bahwa perangkat lunaknya digunakan secara eksklusif untuk digunakan melawan kelompok yang memiliki sedikit sekutu seperti teroris, penjahat, dan pedofil. Sejumlah laporan dari penelitian keamanan siber dan kelompok hak asasi manusia telah membantah pernyataan tersebut.

Sumber : The Register

Sumber Foto : The Guardian