internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Literasi Digital

Kasus Pegasus: India Minta WhatsApp Simpan Data secara Lokal

Para pejabat India dilaporkan mengutip kontroversi pengintaian yang terjadi terhadap pengguna WhatsApp untuk mendorong rencana untuk memaksa perusahaan digital menyimpan data pengguna India secara lokal. Ahli teknologi mengkonfirmasi bahwa banyak departemen dan lembaga pemerintah telah mengajukan tuntutan semacam itu.

Para pejabat India sebagaimana dikutip berbagai laporan mengatakan bahwa hal tersebut adalah masalah serius keamanan nasional dan membutuhkan tindakan, termasuk lokalisasi data. Namun para ahli mengatakan hal tersebut tidak masuk akal sama sekali. Pakar teknologi Prasanto K Roy mengatakan bahwa lokasi data tidak ada hubungannya dengan pelanggaran Pegasus. Ia menambahkan bahwa WhatsApp sangat transparan tentang pelanggaran dan melaporkannya ke pihak berwenang. Hal yang penting sekarang, adalah mencari tahu siapa yang melakukannya dan bagaimana itu dilakukan. Lokalisasi data benar-benar bertentangan dengan seluruh konsep internet yang merupakan jaringan global.

Laporan mengutip pejabat pemerintah mengatakan bahwa mereka menginginkan data pengguna disimpan secara lokal ketika pelanggaran Pegasus membahayakan keamanan nasional. Pegasus merupakan serangan di mana peretas dapat menginstal perangkat lunak pengawasan pada ponsel dan perangkat lain dengan menggunakan kerentanan utama dalam aplikasi pengiriman pesan. Target menerima permintaan video atau panggilan suara dari nomor yang tidak dikenal yang meskipun diabaikan, memungkinkan spyware, yang dikenal sebagai Pegasus, diinstal pada perangkat.

Spyware ini memungkinkan penyerang untuk mengakses segala sesuatu di telepon dari jarak jauh, termasuk pesan teks dan lokasi. WhatsApp memperbaiki kerentanan segera setelah ditemukan dan memberi tahu pengguna yang terpengaruh. WhatsApp juga mengajukan gugatan terhadap perusahaan Israel NSO Group, menuduh mereka berada di balik serangan cyber yang menginfeksi perangkat pada bulan April dan Mei. NSO Group, yang membuat perangkat lunak untuk pengawasan, mengatakan hanya bekerja dengan lembaga pemerintah dan sangat tidak bertanggung jawab atas serangan itu.

Sumber: BBC

Sumber Foto: BBC