internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Infodemi Literasi Digital

Kelompok Far Right Banjiri Facebook dengan Infodemic Covid-19

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa infodemic terkait wabah Covid-19 telah beredar di masyarakat. Sebuah investigasi bersama oleh BBC Click dan lembaga pemikir kontra-ekstremisme di Inggris, Institute of Strategic Dialogue, menunjukkan bagaimana komunitas ekstrimis politik dan medis pinggiran telah mencoba untuk mengeksploitasi pandemi online.

Para peneliti mengumpulkan sekitar 150.000 posting Facebook publik yang dikirim oleh 38 grup dan halaman sayap kanan atau far right sejak Januari. Mereka menggunakan kata kunci untuk menemukan tema utama dari setiap posting dan kemudian algoritma untuk memetakan apa yang cenderung dibicarakan oleh masing-masing kelompok secara keseluruhan.

Para peneliti mengidentifikasi lima komunitas disatukan oleh topik diskusi, yaitu imigrasi, Islam, agama Yahudi, LGBT, dan Elit. Sementara tidak ada lagi posting tentang imigrasi, misalnya, diskusi tentang topik ini semakin menghubungkannya dengan Covid-19.

Sama dengan tema Islam skalanya konstan, tetapi semakin banyak diskusi secara eksplisit mulai menghubungkan virus dengan Muslim, mengklaim bahwa mereka dikecualikan dari lock down, menyalahkan mereka atas penyebarannya.

Komunitas kelima dan terbesar yang menyangkut elit global telah menunjukkan lonjakan signifikan dalam aktivitas selama lock down. Diskusi termasuk hubungan elit ini, seperti Jeff Bezos, keluarga Rothschild, George Soros dan Bill Gates dengan deep state dan dugaan peran mereka dalam menyebabkan pandemi.

Para peneliti menemukan bahwa seiring dengan pengikatan dengan elit, komunitas ini lebih cenderung berpikir virus tersebut direkayasa, over-hyped, atau sudah ada obatnya. Pembicaraan anti-elit telah meningkat secara dramatis, terutama menganggap bahwa lock down adalah alat kontrol sosial.

Namun yang mengejutkan bagi para peneliti adalah ukurannya, skalanya sangat besar. TheEpochTimes.com, sebuah situs berita yang iklannya dilarang oleh Facebook dan yang dituduh melakukan kegiatan rahasia tidak langsung oleh Facebook dan Twitter tahun lalu, menerima lebih dari 48 juta interaksi. Sebanyak 34 situs web bersama-sama menerima lebih dari 80 juta interaksi.

Sumber: BBC