Internet Sehat : Kantor Komisi Informasi Inggris (ICO) mengatakan akan menyelidiki Klarna setelah sejumlah orang yang marah mempertanyakan mengapa Klarna mengetahui detailnya meskipun tidak pernah melakukan bisnis dengan perusahaan pembayaran tersebut.

Pengawas perlindungan data mengatakan banyak orang telah mengetahui email pemasaran yang telah dikirim Klarna. e-Mail tersebut diikuti dengan pesan kesalahan pengiriman email dan mereka belum ditambahkan ke database pemasaran. Tetapi banyak penerima e-mail bertanya bagaimana perusahaan memiliki alamat email mereka sejak awal.

Salah satu pengguna Twitter, vlogger Christine Armstrong, melakukan tweet yang mempertanyakan mengapa Klarna secara tidak sengaja mengiriminya buletin mereka padahal ia tidak pernah menggunakan layanan mereka. Ia bertanya siapa yang menjual emailnya kepada kepada Klarna.

Perusahaan tersebut meminta maaf dan dalam sebuah blog mengatakan bahwa e-mail tersebut dikirim ke konsumen Klarna yang baru-baru ini menggunakan salah satu produk atau layanan Klarna termasuk teknologi checkout Klarna. Grup layanan keuangan Swedia tersebut menyediakan teknologi checkout untuk sejumlah besar pengecer seperti Asos, TopShop, dan toko kecantikan online Feelunique.

Pelanggan dapat memilih untuk membayar barang mereka dalam 30 hari melalui Klarna atau mereka dapat membayar dengan kartu kredit atau debit yang diproses oleh perangkat lunak Klarna atas nama pengecer.

Seorang juru bicara ICO mengatakan bahwa bisnis hanya boleh menghubungi individu untuk tujuan pemasaran elektronik di mana persetujuan telah diberikan atau dalam keadaan terbatas, di mana mereka memiliki hubungan yang sudah ada dengan pelanggan. ICO mengatakan bahwa beberapa anggota masyarakat telah memberi tahu mereka tentang e-mail yang dikirim oleh Klarna dan akan melakukan penyelidikan.

Sejumlah orang di Twitter melaporkan bahwa mereka sama sekali tidak pernah menggunakan produk Klarna.

Sumber : BBC

Sumber Foto : Techradar