Kota Moskow meluncurkan aplikasi untuk melacak pergerakan orang di ibukota Rusia tersebut yang sebelumnya telah didiagnosis memiliki coronavirus dan diperintahkan untuk tinggal di rumah. Kepala IT kota Moskow mengatakan layanan itu akan mulai beroperasi pada hari Kamis ini.
Langkah ini bertepatan dengan inisiatif terpisah untuk membantu otoritas kesehatan Eropa membuat aplikasi pelacakan virus yang berkomunikasi satu sama lain. Hal ini dapat membantu mengendurkan pembatasan perbatasan.
Jerman diperkirakan akan segera mengumumkan aplikasinya sendiri yang terkait dengan skema tersebut. NHSX, yang mengerjakan sesuatu yang serupa untuk Inggris, telah berkomunikasi dengan mereka yang menjalankan proyek serupa.
Kota Moskow melakukan karantina seluruh kota tanpa batas pada hari Senin yang lalu. Aplikasi Social Monitoring awalnya akan terbatas pada warga yang telah dinyatakan positif Covid-19, tetapi tidak dirawat di rumah sakit. Aplikasi ini akan meminta akses ke panggilan pengguna, lokasi, kamera, penyimpanan, informasi jaringan dan data lainnya. Tujuannya adalah untuk memeriksa pasien agar tidak meninggalkan rumah sehingga tidak menulari orang lain.
Kepala IT pemerintah kota Moskow, Eduard Lysenko, mengatakan aplikasi itu tersedia di Google Play dan toko iOS Apple. Dia mengatakan mereka yang terkena dampak, tetapi tidak memiliki smartphone dapat meminjam smartphone dengan perangkat lunak yang sudah diinstal sebelumnya, selama dua minggu.
Namun peneliti senior Privacy International Tom Fisher khawatir tentang kemungkinan aplikasi ini digunakan untuk melacak pergerakan jutaan orang dan juga terbukti menjadi alat untuk kontrol sosial.
Menurutnya, bagi orang-orang yang kehilangan kepercayaan pada pemerintah dan otoritas kesehatan pada saat ini, dengan menjadi sasaran pengawasan yang mengganggu dan tidak perlu, hanya akan merusak upaya memerangi virus corona.
Sumber: BBC