internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Literasi Digital

Kudeta di Myanmar : YouTube Hapus Channel Militer Myanmar

Internet Sehat : YouTube telah menghapus lima saluran yang dijalankan oleh militer Myanmar di tengah kekerasan yang sedang berlangsung setelah kudeta bulan lalu. Platform berbagi video milik Alphabet tersebut mengatakan pada hari Jumat minggu lalu bahwa mereka telah menghapus saluran sesuai dengan pedoman komunitasnya.

Myanmar dicengkeram oleh protes massa yang menuntut diakhirinya kekuasaan militer dan pembebasan para pemimpin terpilih yang ditahan. Seorang pengunjuk rasa lainnya ditembak mati oleh pasukan keamanan pada hari Jumat, minggu lalu di Mandalay sehingga korban tewas menjadi sedikitnya 55 orang.

Saluran yang dihapus oleh YouTube termasuk jaringan negara, MRTV, (Myanmar Radio and Television) serta Myawaddy Media, MWD Variety dan MWD Myanmar.

Seorang juru bicara YouTube mengatakan bahwa mereka telah menghentikan sejumlah saluran dan menghapus beberapa video dari YouTube sesuai dengan pedoman komunitas dan hukum yang berlaku.

Dalam perkembangan terpisah pada hari Jumat minggu lalu, pejabat lokal di India mengatakan sekelompok petugas polisi Myanmar telah melintasi perbatasan mencari perlindungan setelah menolak untuk melaksanakan perintah. Wakil utusan Myanmar untuk PBB, Tin Maung Naing, menolak untuk menggantikan duta besar saat ini, Kyaw Moe Tun, yang dipecat minggu lalu setelah berbicara menentang militer.

Kematian tunggal yang tercatat pada hari Jumat menutup minggu paling berdarah di Myanmar sejak militer menggulingkan pemerintah demokratis negara itu pada 1 Februari, dengan sedikitnya 38 orang tewas pada hari Rabu saja.

Keputusan YouTube untuk menghapus saluran militer muncul seminggu setelah Facebook melarang semua halaman yang dijalankan oleh angkatan bersenjata Myanmar. Pada bulan Desember, tak lama setelah pemilihan umum Myanmar, Google memblokir 34 saluran YouTube yang terkait dengan negara tersebut.

Sebuah tinjauan oleh kantor berita Reuters menemukan banyak lusinan saluran telah mempromosikan informasi yang salah tentang pemilu sambil menyamar sebagai outlet berita atau program politik.

Sumber : BBC