Internet Sehat : Seorang mantan karyawan Facebook baru-baru ini merilis sebuah internal memo. Dalam memo tersebut ia mengatakan bahwa akun palsu telah merusak pemilu di seluruh dunia.
Dalam memo internal 6.600 kata untuk rekan kerja, ilmuwan data Sophie Zhang mengatakanbahwa blood on my hands. Sebagian memo internal tersebut diterbitkan oleh Buzzfeed. Sebagai tanggapan, Facebook mengatakan sedang bekerja keras untuk menghentikan pelaku kejahatan dan perilaku tidak autentik.
Dalam memonya Zhang mengatakan bahwa dalam tiga tahun menghabiskan waktu di Facebook, ia telah menemukan banyak upaya terang-terangan oleh pemerintah nasional asing untuk menyalahgunakan platform Facebook dalam skala besar untuk menyesatkan warga negara mereka sendiri dan menyebabkan berita internasional pada banyak kesempatan.
Dilaporkan oleh Buzzfeed, yang mengatakan hanya membagikan bagian-bagian memonya yang menjadi kepentingan publik, bahwa Zhang menolak paket pesangon 64.000 dollar AS yang dia tawarkan dengan syarat dia tidak membagikan memonya secara internal.
Sebagai tanggapan, Facebook mengatakan bahwa mereka telah membangun tim khusus, bekerja dengan para ahli terkemuka, untuk menghentikan pelaku jahat menyalahgunakan sistem Facebook, mengakibatkan penghapusan lebih dari 100 jaringan karena perilaku tidak autentik terkoordinasi.
Contoh pekerjaan yang dirujuk oleh Zhang dalam memonya meliputi:
1. Facebook membutuhkan sembilan bulan untuk bertindak atas informasi tentang bot yang digunakan untuk mendorong presiden Juan Orlando Hernandez dari Honduras.
2. Di Azerbaijan, partai politik yang berkuasa menggunakan ribuan bot untuk menargetkan oposisi.
3. Sebanyak 10,5 juta reaksi palsu dan penggemar telah dihapus dari politisi terkenal di Brasil dan AS dalam pemilu 2018
4. Seorang peneliti NATO mengatakan kepada Facebook bahwa dia telah melihat aktivitas Rusia pada seorang tokoh politik AS yang terkenal yang kemudian dihapus oleh Zhang.
5. Akun bot ditemukan di Bolivia dan Ekuador, tetapi masalah tersebut tidak diprioritaskan karena beban kerja
6. Dia menemukan dan menghapus 672.000 akun palsu yang bertindak melawan kementerian kesehatan di seluruh dunia selama pandemi.
7. Di India ia bekerja untuk menghapus jaringan politik canggih yang terdiri dari lebih dari 1.000 aktor yang bekerja untuk memengaruhi pemilihan lokal di Delhi.
Carole Cadwalladr, seorang jurnalis Inggris yang mengungkap skandal Cambridge Analytica mengatakan dalan sebuah tweet, “Kecepatan dan skala kerusakan yang dilakukan Facebook terhadap demokrasi di seluruh dunia benar-benar mengerikan.”
Sumber : BBC