Lebih dari 600 tersangka pelaku pedofil yang berprofesi antara lain sebagai guru, dokter, dan mantan polisi ditangkap di Inggris dalam sebuah operasi besar-besaran baru-baru ini. Mayoritas dari tersangka ini tidak berada dalam pengamatan polisi dan belum pernah ditangkap karena pelanggaran seksual.
Investigasi yang belum pernah terjadi sebelumnya ini melibatkan setiap anggota polisi di Inggris dan dikoordinasikan oleh National Crime Agency (NCA) memakan waktu enam bulan diselesaikan.
Operasi ini awalnya menargetkan orang-orang yang diduga mengakses gambar anak-anak yang tidak senonoh secara online, tetapi beberapa dari mereka yang ditangkap kini telah didakwa dengan berbagai pelanggaran, termasuk kekerasan seksual serius.
Total sebanyak 660 orang ditangkap dalam operasi tersebut dan lebih dari 400 anak-anak di seluruh Inggris telah diselamatkan. Banyak dari mereka yang ditahan adalah orang-orang yang memiliki akses ke anak-anak dalam pekerjaan mereka.
Mayoritas tersangka sebelumnya tidak berada dalam pengawasan polisi dan tidak pernah ditangkap karena pelanggaran seks sebelumnya. Tidak satu pun dari mereka yang ditangkap yang merupakan mantan anggota parlemen atau anggota pemerintah.
Phil Gormley, wakil direktur jenderal NCA, mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk melindungi anak-anak yang menjadi korban atau mungkin berada pada risiko eksploitasi seksual. Menurutnya, seorang anak yang menjadi korban tidak hanya ketika mereka dilecehkan dan gambar mereka diambil, tetapi juga menjadi korban saat setiap kali gambar mereka dilihat oleh seseorang.
NCA mengatakan tersangka yang ditangkap termasuk dokter, guru, pemimpin pramuka, pekerja perawatan dan mantan polisi. Secara total, hanya 39 dari mereka yang ditangkap terdaftar sebagai pelanggar seks yang dikenal pihak berwenang.
Usaha yang dilakukan oleh NCA ini sebuah usaha yang sangat besar manfaatnya bagi perang terhadap pedofil terutama mereka yang mengintai anak-anak secara online. Pemerintah Indonesia patut meniru hal ini karena di Indonesia pun kasus pedofil online juga cukup marak terjadi.
Sumber: The Telegraph
Sumber Gambar: The Telegraph