internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Literasi Digital

Mahkamah Agung Brazil Larang Telegram

Internet Sehat : Hakim Mahkamah Agung Federal Brasil Alexandre de Moraes melarang telah Telegram beroperasi di Brazil dan meminta Badan Telekomunikasi Nasional (National Telecommunications Agency) memberi tahu penyedia internet untuk memblokir aplikasi perpesanan Telegram dalam waktu lima hari.

Keputusan ini mengikuti permintaan dari Polisi Federal Brasil yang mengklaim bahwa Telegram terkenal karena sikapnya yang tidak bekerja sama dengan otoritas peradilan dan polisi di beberapa negara. Keputusan tersebut dimotivasi oleh kegagalan Telegram untuk mematuhi perintah pengadilan.

Meskipun Telegram mematuhi beberapa perintah pengadilan untuk memblokir akun yang digunakan untuk menyebarkan disinformasi di platformnya, Telegram dinilai gagal mematuhi poin keputusan pengadilan, termasuk memberikan informasi pendaftaran untuk akun yang diblokir kepada hakim.

Polisi Federal juga mengatakan mencoba meneruskan perintah pengadilan dan meminta Telegram untuk memberikan data pendaftaran bagi pengguna yang ditangguhkan melalui semua saluran yang tersedia, tetapi tidak mendapat tanggapan.

Moraes menambahkan bahwa pengabaian terhadap undang-undang Brazil dan kegagalan berulang untuk mematuhi berbagai keputusan pengadilan oleh Telegram termasuk yang berasal dari Mahkamah Agung Federal adalah keadaan yang sepenuhnya tidak sesuai dengan tatanan konstitusional saat ini, selain bertentangan dengan ketentuan hukum yang tegas.

Setelah Mahkamah Agung Brasil memutuskan untuk memblokir aplikasi perpesanan Telegram, pendiri dan CEO Pavel Durov mengatakan bahwa kegagalan untuk mematuhi perintah pengadilan karena miskomunikasi dan email yang terlewat.

Durov mengatakan bahwa mereka memiliki masalah dengan email antara alamat perusahaan telegram.org dan Mahkamah Agung Brazil. Sebagai akibat dari miskomunikasi ini, pengadilan memutuskan untuk melarang Telegram karena tidak merespon.

Menurutnya, Telegram telah mematuhi keputusan pengadilan sebelumnya pada akhir Februari dan menanggapi dengan saran untuk mengirim permintaan penghapusan di masa mendatang ke alamat email khusus. Sayangnya, tanggapan tersebut hilang karena pengadilan menggunakan alamat email umum yang lama dalam upaya lebih lanjut untuk berkomunikasi.

Durov juga meminta pengadilan untuk menunda putusannya setidaknya selama beberapa hari sampai Telegram menunjuk seorang perwakilan di Brazil untuk mempercepat masalah serupa di masa depan dan memungkinkan puluhan juta pengguna Telegram Brazil untuk tetap berhubungan dengan teman dan keluarga mereka.

Sumber : Bleeping Computer