Yang Mulia Biksu Duta Ganda menyambut kami. Beliau ada pemimpin generasi ketiga di Vihara Lalitavistara. Dengan amat bersahaja sang Biksu menyediakan ruang untuk belajar bersama dan juga doa agar perbincangan yang digelar oleh PP Hikmahbudhi Jakarta Utara dan Kementerian Kominfo menjadi darma, menjadi kebaikan untuk semua. Kegiatan tersebut berupa seminar literasi digital, pada hari Rabu 26 Juli 2023 di Vihara Lalitavistara, Cakung, Jakarta Utara.

Vihara Lalitavistara sudah berumur lebih dari 120 tahun. Kakek buyut Biksu Duta yang menemukan dan membangun Vihara yang awalnya sebuah Klenteng. Pemerintah DKI Jakarta pun menjadikan vihara ini sebagai salah satu cagar alam yang harus dilindungi.
Memasuki Vihara yang kurasa selalu tenang. Setelah sambutan dari Ketua Panitia (Ananda Budi Setiawan), Ketua Umum Hikmahbudhi (Wiryawan) dan Sambutan dari Kementerian Kominfo (Riyan Hidayat), aku pun didapuk untuk duduk di depan audiens. Sang moderator mengenalkanku dan memberikan waktu untuk berbagi pengalaman tentang Kecakapan Digital di Era Cuaks.

Aku mulai dengan meminta audiens bermain cuaks. Kami pun membahas konten-konten cuaks yg ironis, kritis, dan tentunya lucu dan viral.
Setelah lebur dalam percuakan kami membahas bahaya over sharing di media sosial. Apa yang kita sebar boleh jadi kita anggap sebagai kenangan namun orang lain bisa menjadikan itu data, aset, yang bisa mereka manfaatkan.
Untuk meyakinkan, aku setel video “Pesan dari Emma” yang sedang viral belakangan ini. Video yang dirilis Telekom Jerman itu benar-benar memantik kesadaran akan perlunya melindungi aset digital kita, terutama anak-anak.
Ancaman digital bisa masuk melalui DNA (Device, Network, Application). Ini pun diulas dan dipraktikkan bagaimana audiens memeriksa setingan privasi di aplikasinya, di hapenya, dan juga risiko asal pakai wifi gratisan.
Bahan praktik peserta mereka akses dari s.id/jagaprivasi. Tidak sedikit yang terbelalak menyadari bahwa jejak digital mereka begitu mudah terlacak.
Tak disangka lebih dari 6 pertanyaan menambah seru sesi terakhir. Antusias audiens terbayar dengan diskusi yang membuka wawasan mereka tentang 2 hal yang memengaruhi keamanan digital kita. Pertama adalah perilaku digital, sehebat apapun smartphone kita kalau perilaku kita masih sering mengumbar data, menyebar hoaks, maka kita tak aman. Kedua adalah memahami knowledge tentang pelindungan privasi. Ini mesti diterapkan pada gawai dan aplikasi kita. Masih banyak anal muda yang belum tahu apa itu 2 factor autentication. Hari ini semua sudah mengaktifkan.

Soal hoaks juga menjadi perbincangan yang hangat. Terutama menjelang copras-capres. Para peserta tak ingin kejadian polarisasi pemilu seperti 2 periode sebelumnya terulang kembali. Mereka pun rela mencoba fitur s.id/cekhoaks untuk mengetahui cara verifikasi apakah sebuah informasi itu hoaks atau fakta dan juga bagaimana melaporkan jika menemukan hoaks.
“Katanya kebebasan berekspresi, bukannya sebar fakta eh malah sebar hoaks…cuaaaaaks!”