internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Literasi Digital

MyHeritage Tawarkan Alat Deepfake untuk Menghidupkan Kembali Orang yang Telah Meninggal

Internet Sehat : Situs silsilah MyHeritage telah memperkenalkan alat yang menggunakan teknologi deepfake untuk menghidupkan wajah dalam foto kerabat yang telah meninggal.

Alat tersebut disebut DeepNostalgia dan perusahaan tersebut mengakui bahwa beberapa orang mungkin menganggap fitur tersebut menyeramkan sementara yang lain akan menganggapnya ajaib.

Alat ini muncul seiring dengan keinginan pemerintah Inggris untuk mempertimbangkan undang-undang tentang teknologi deepfake. Komisi Hukum sedang mempertimbangkan proposal untuk menjadikannya ilegal membuat video deepfake tanpa persetujuan.

MyHeritage mengatakan bahwa mereka sengaja tidak memasukkan ucapan dalam fitur untuk mencegah penyalahgunaan, seperti pembuatan video deepfake orang yang masih hidup. Menurut perusahaan tersebut, alat tersebut ditujukan untuk penggunaan nostalgia, yaitu untuk menghidupkan kembali leluhur tercinta.

Deepfake adalah video berbasis AI yang dibuat oleh komputer yang dapat dibuat dari foto yang sudah ada. Teknologi di balik Deep Nostalgia dikembangkan oleh perusahaan Israel D-ID. Teknologi tersebut menggunakan kecerdasan buatan dan melatih algoritmanya pada video yang direkam sebelumnya tentang orang-orang yang masih hidup yang menggerakkan wajah dan isyarat mereka.

Di situs MyHeritage, tokoh-tokoh bersejarah seperti Ratu Victoria dan Florence Nightingale dihidupkan kembali. Dan awal bulan ini, untuk menandai ulang tahunnya, perusahaan tersebut memasang video Abraham Lincoln di YouTube menggunakan teknologi tersebut. Mantan presiden AS itu tampak berwarna dan ditampilkan berbicara.

Orang-orang mulai memposting video leluhur mereka yang dihidupkan kembali di Twitter, dengan tanggapan beragam. Beberapa menggambarkan hasil sebagai luar biasa dan emosional sementara yang lain menyatakan keprihatinan.

Pada bulan Desember, Channel 4 menciptakan Deepfake Queen yang menyampaikan pesan Natal alternatif, sebagai bagian dari peringatan tentang bagaimana teknologi dapat digunakan untuk menyebarkan berita palsu.

Sumber : BBC