internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Literasi Digital

OOTD Ngabuburit: Oversharing di Media Sosial, Yes or No?

Perilaku oversharing bisa disebabkan oleh perasaan fear of missing out (FOMO) atau takut ketinggalan tren, momen atau semacamnya. Misalnya, saat melihat foto liburan seorang teman yang tampak mewah dan menyenangkan, orang juga akan tergoda untuk membagikan foto-foto pribadi kamu demi mendapatkan pengakuan dan simpati dari orang lain. Namun bila tidak menerima jumlah likes atau komentar seperti yang diharapkan, bisa menimbulkan rasa kecewa, stres serta berpikir bahwa dia tidak disukai oleh teman-teman atau pengikutnya di media sosial. Itulah mengapa oversharing sering dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental, seperti depresi.

Tidak hanya terkait mental, oversharing juga berdampak pada rentannya pencurian data pribadi. Sebagian orang mungkin menganggap informasi pribadi yang dibagikan di media sosial seperti memposting foto anak dan keluarga,share location, memberikan info alamat rumah dan kantor, hobi, pekerjaan dan lain-lain, adalah hal yang biasa. Namun di tangan peretas, informasi tersebut bisa dikumpulkan dan dijahit untuk dijadikan sebagai bahan untuk melakukan kejahatan siber. Data-data tersebut bisa disalahgunakan untuk melakukan penipuan, serta menyebarkan informasi yang tidak benar demi kepentingan pribadi.

Demikian secara umum hasil diskusi dari acara OOTD (Obrol-Obrol Tentang Literasi Digital) Ngabuburit:” Oversharing di Media Sosial, Yes or No?” yang diselenggarakan secara daring oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, pada tangal 23 Maret 2023. Dengan 3 orang narasumber yang dihadirkan yaitu Indriyatno Banyumurti (Pegiat Literasi Digital dari ICT Watch), Edho Zell (Kreator konten dari Siberkreasi) dan Liza Marie Djaprie (Psikolog Klinis).

Indriyatno menyampaikan tentang pentingnya untuk berpikir kritis saat memposting sesuatu di media sosial, sehingga segala hal yang seharusnya menjadi ranah privasi tidak perlu diunggah dan menjadi ranah publik. Sementara Edho menekankan pentingnya para kreator konten untuk memikirkan dampak jika terlalu banyak hal yang dibagikan di media sosial, kreator konten perlu untuk membangun personanya di media sosial tapi jangan sampai mengabaikan etika dan hal pribadi hanya demi views dan likes. Liza sendiri melihat fenomena oversharing ini dari tinjauan psikologis, keinginan orang untuk membagikan segala hal memang banyak disebabkan oleh inginnya eksistensi diri di media sosial, tapi perlu diperhatikan bahwa ada dampak buruk jika over sharing. Sharing memang baik tapi sharing yang berlebihan tidak baik.

Sekitar 200 peserta yang hadir juga mengajukan beragam pertanyaan, mulai dari bagaimana mencegah kejahatan digital akibat suka oversharing, membangun konten di media sosial tanpa oversharing, serta bagaimana cara agar tidak terjebak dalam keinginan untuk oversharing di media sosial.

Think before posting, Wise While Online