Rusia kembali meloloskan undang-undang yang akan membatasi internet. Pada hari Jumat yang lalu (4/7) Parlemen Rusia meloloskan rancangan undang-undang yang mengharuskan perusahaan-perusahaan internet untuk menyimpan data pribadi pengguna Rusia di dalam negeri Rusia sendiri. Hal ini merupakansebuah langkah nyata dan tekanan untuk situs seperti Facebook dan Twitter agar menyerahkan informasi pengguna.
Menurut MP Vadim Dengin, orang yang mengajukan rancangan undang-undang tersebut ke parlemen Rusia, sebagian besar orang Rusia tidak ingin data mereka meninggalkan Rusia untuk Amerika Serikat, di mana di sana datanya bisa di-hack dan diberikan kepada penjahat. Ia menambahkan bahwa seluruh hidup (data pengguna Rusia) disimpan di sana serta menekankan bahwa perusahaan harus membangun pusat data di Rusia.
Rancangan undang-undang tersebut akan meningkatkan tekanan pada layanan jejaring sosial yang tidak memiliki kantor di Rusia dan telah menjadi sumber daya penting bagi kelompok-kelompok anti-pemerintah. Perlu diketahui, baik Facebook maupun Twitter menolak untuk menyerahkan data pengguna kepada pemerintah Rusia.
Rusia telah meminta Twitter untuk membuka kantor lokal di Rusia, namun sejauh ini, Twitter menolak untuk melakukan hal tersebut.
Jika disahkan, aturan tersebut tidak akan berpengaruh sampai September 2016, tetapi akan menyediakan alasan bagi pemerintah Rusia untuk memblokir situs yang tidak sesuai. Hal tersebut bisa menimbulkan masalah bagi perusahaan-perusahaan Rusia seperti situs dan penerbangan yang mengandalkan layanan pemesanan online asing berbasis pariwisata.
Google mengatakan bahwa mereka membutuhkan waktu untuk mempelajari versi final undang-undang tersebut sebelum berkomentar. Yandex, mesin pencari populer Rusia, mengatakan melalui email bahwa mereka sudah menggunakan server Rusia, tetapi menambahkan bahwa membangun pusat data yang diwajibkan oleh undang-undang tersebut memakan waktu lebih dari dua tahun.
Undang-undang baru ini memang diarahkan agar layanan online seperti jejaring sosial mendirikan server lokal di Rusia. Tampaknya pemerintah Rusia tidak menginginkan data pengguna dari Rusia ditempatkan di negara lain, terutama Amerika Serikat.
Sumber: Yahoo via The Verge
Sumber Gambar: Yahoo