internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Literasi Digital

Pekan Literasi Digital di Timor Tengah Utara

“Senang sekali bisa belajar langsung dari narasumber. Terutama bahayanya phising. Saya yang sebelumnya tidak peduli, setelah mengikuti pelajaran tadi, jadi tahu ternyata penipuan itu jelas sekali cara dan resikonya.” Kesan salah seorang peserta workshop literasi digital dalam kegiatan Pekan Literasi Digital.

Warga terlihat antusias mempraktikkan keamanan digital pada perangkat digital mereka

Pekan Literasi Digital di TTU digelar di 4 desa/kecamatan, yakni Kecamatan Insana Induk, Naemoti, Kota Kefamenanu, dan Desa Aplasi. Dihadiri oleh masyarakat dan juga beberapa tokoh penting di desa/kecamatan tersebut. Kumpul sekira 150 orang di setiap lokasi, mulai dari warga, pelajar SMA, guru, lurah, Ketua LPMK, ketua RT/RW, pelaku UMKM, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, dan sejumlah perangkat kelurahan.  

Dalam kegiatan ini masyarakat diajak berdiskusi dan simulasi tentang 4 Pilar Literasi Digital, khususnya tentang keamanan digital yang mana merupakan indeks literasi digital terendah di Indonesia. Selain itu masyarakat juga diberikan pembekalan tentang mengelola UMKM di era digital. Kementerian Kominfo mengundang 3 narasumber untuk 4 titik pelatihan, yaitu Kristoforus Ukat, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) Kabupaten Timor Tengah Utara; Ana Nope, pelaku dan trainer UMKM di Kabupaten Timor Tengah Utara; dan Mataharitimoer, pegiat literasi digital dari ICT Watch, Jakarta.

kris ukat kepala dinas kominfotik TTU sebagai pembicara kunci dalam pekan literasi digital di TTU

Pak Kris Ukat menyampaikan perbedaan karakter generasi kolonial, milenial, dan Z dalam menerima perkembangan teknologi digital. Ia pun mengajak agar warga makin cakap memanfaatkan device untuk meningkatkan ekonominya. Sebab teknologi internet bisa mendekatkan pembeli dari seluruh dunia ke penjual di desa pelosok sekalipun.

Ana Nope seorang pelaku UMKM di TTU mengajak peserta mempraktikkan digital marketing

Apa yang disampaikan Pak Kris Ukat diperdalam oleh Ibu Ana Nope. Sebagai pelaku UMKM ia membabarkan pengalamannya menjalankan usaha mulai dari zaman sinyal GSM hingga saat ini. Banyak tips menarik yang disampaikan Ibu Ana agar masyarakat terinspirasi untuk memanfaatkan kehebatan digital marketing.

Mataharitimoer menjelaskan alasan indeks literasi keamanan digital yang rendah

Jika Ibu Ana Nope dan Pak Kris Ukat mengulas tentang segala aspek yang tercakup dalam pilar kecakapan digital, etika digital, dan budaya digital, Mataharitimoer, lebih spesifik mengulas tentang pilar keamanan digital. Ia langsung melibatkan semua peserta dalam simulasi keamanan digital, seperti phising, mengaktifkan 2fa, dan juga bagaimana melakukan security check up untuk akun utama peserta yang rata-rata menggunakan perangkat Android.

Camat Kota Kefamenanu, Hendrikus Bouk mengajak seluruh warga mengangkat simbol jari literasi

Kegiatan ini mendapatkan sambutan yang penuh respek dari pimpinan kecamatan dan desa setempat. Mereka bahagia bisa mengumpulkan warganya untuk belajar bersama-sama tentang teknologi digital yang pada saat ini hampir setiap orang memakainya. Mereka pun salut melihat antusiasme warga dalam belajar, dan tetap enjoy meskipun agenda kegiatan harus ditambah satu jam untuk melanjutkan sesi tanya jawab. [mt]

sumber foto: DPK via Nanto