Ketika Google pertama mengumumkan aplikasi messaging terbarunnya, yaitu Allo pada awal tahun ini, sepertinya hal tersebut terdengar sebagai kemenangan untuk privasi karena akan fitur ada end-to-end encrypted chat, layaknya di WhatsApp dan Messenger, dan hanya memegang pesan sampai pesan tersebut dikirimkan. Namun ketika meluncurkan Google Allo beberapa hari yang lalu, salah satu janji privasi tersebut tidak ditepati.
Sebagaimana dilaporkan oleh The Verge, versi Google Allo yang diluncurkan tersebut secara default akan menyimpan semua pesan dalam modus Incognito yang merupakan kebalikan dari janji Google sebelumnya yang mengatakan bahwa pesan akan disimpan sementara dalam bentuk tidak bisa diidentifikasi.
Pada bulan Mei, Erik Kay, director of engineering for Google’s communications products mengatakan kepada The Verge bahwa chat log tidak akan disimpan secara permanen. Bahkan dalam waktu penyimpanan sementara, identitas pengguna tidak akan dikaitkan dengan chat log.
Jika benar diterapkan, langkah yang diambil Google tersebut tentu saja akan membuat frustasi para penegak hukum. Langkah serupa telah menghalangi pengadilan Brasil untuk melihat percakapan sehingga memerintahkan pemblokiran layanan WhatsApp berulang kali dan bahkan memenjarakan Wakil Presiden Facebook Diego Dzodan karena menolak untuk menyerahkan pesan WhatsApp dalam kasus perdagangan narkoba.
Dengan perubahan kebijakan tersebut, berarti secara default, pesan Allo akan bisa diakses oleh penegak hukum dengan surat perintah. Seorang juru bicara Google menegaskan perubahan kebijakan tersebut dan mengatakan bahwa Google memberikan pengguna transparansi dan kontrol atas data mereka di Google Allo. Pendekatan Google sederhana, yaitu riwayat obrolan pengguna disimpan untuk pengguna sampai pengguna memilih untuk menghapusnya. Pengguna dapat menghapus pesan tunggal atau seluruh percakapan.
Sumber: Sophos
Sumber Foto: All Google Buzz