internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Literasi Digital

Program yang Digunakan ISIS untuk Anonim di Internet

internet-640x360

Pengaruh ISIS di internet khususnya media sosial bukan omong kosong. Meskipun beberapa waktu lalu diklaim bahwa pengaruh ISIS di media sosial khususnya di Twitter menurun, namun bukan berarti ISIS mengendorkan kampanye mereka di internet. Justru hal yang harus jadi pertanyaan adalah mengapa ISIS sedemikian aktif di internet? Apa program yang mereka gunakan untuk tetap online tanpa harus khawatir diidentifikasi?

Hampir seluruh kehadiran ISIS di internet atau media sosial dilakukan secara anonim. Untuk menjadi anonim, ada dorongan besar di antara anggota ISIS untuk meningkatkan pengetahuan teknis, khususnya perangkat lunak yang dapat digunakan untuk melawan pengintaian atau mata-mata. Menurut sebuah laporan baru yang dirilis, diskusi di forum jihad dipenuhi oleh manual dan tutorial tentang cara menggunakan VPN, layanan proxy, dan alat-alat lainnya, dan terus up to date terhadap software terbaru.

Laporan, yang dirilis oleh Flashpoint, sebuah perusahaan cybersecurity yang mengkhususkan diri dalam Deep & Dark Web menyatakan bahwa sejak 2012, pengetahuan teroris ISIS telah menjadi lebih canggih. Mereka telah menunjukkan bahwa tidak hanya sekadar kepentingan terhadap suatu subjek, pengetahuan mereka yang bagus terhadap teknologi yang kompleks telah menunjukkan kapasitas mereka untuk belajar, beradaptasi, dan menghindar dari peningkatan pengawasan.

Anggota ISIS menggunakan Tor dan Opera untuk menjelajah internet tanpa risiko pengawasan dan lebih suka menggunakan sistem operasi Android. Menurut Defense One, yang juga ada di dalam rilis Flashpoint, NSA telah memantau lalu lintas Tor, jadi mungkin bukan sumber terbaik untuk browsing anonim.

Perangkat lunak lain yang digunakan ISIS adalah sebagai berikut.

  1. Hushmail untuk komunikasi e-mail terenkripsi.
  2. CyberGhost VPN untuk mengakses VPN.
  3. Locker, yang secara otomatis menghapus file pengguna pada perangkat mobile setelah salah memasukkan passcode beberapa kali.
  4. Fake GPS yang memungkinkan pengguna untuk memilih lokasi yang salah.
  5. Telegram yang merupakan pilihan utama di antara para pelaku jihad individu dan pemimpin kelompok jihad untuk mengirim pesan terenkripsi.
  6. Sejumlah aplikasi stasiun radio yang diciptakan oleh orang-orang di dalam ISIS.

Adalah tidak mengherankan bahwa anggota ISIS menggunakan enkripsi, sering kali aplikasi open source, untuk membantu dalam operasi karena privasi merupakan hal yang terbaik untuk mereka. Anonimitas adalah pedang online bermata dua. Sebagian besar dari pengguna menggunakannya untuk tujuan baik, tetapi sebagian lagi menggunakannya untuk alasan yang salah.

Sumber: Defense One via Gizmodo

Sumber Foto: Guardian NG