Seorang remaja AS telah dipenjara selama 15 bulan karena keterlibatannya dalam panggilan hoax yang menyebabkan kematian seorang pria tak bersalah. Casey Viner, berusia 19 tahun dari Ohio, berkonspirasi dengan sesama pemain game Tyler Barriss untuk melakukan panggilan swatting ke polisi.
Dalam panggilan 911, Barriss mengklaim dia menyandera keluarganya, tetapi ketika polisi mengunjungi alamat yang disediakan, mereka menembak Andrew Finch, seorang ayah dengan dua orang anak. Kedua pria itu mengaku melakukan panggilan setelah bertengkar dengan gamer lain, Shane Gaskill, saat bermain Call of Duty. Bariss dijatuhi hukuman 20 tahun penjara.
Di pengadilan Viner mengaku bersalah atas persekongkolan dan penghalangan keadilan. Setelah hukumannya ia akan dilarang bermain game selama dua tahun. Viner mengatakan bahwa dirinya sangat menyesal dan tidak pernah bermaksud sesuatu terjadi dan dia memikirkannya setiap hari.
Hakim Distrik AS Eric Melgren mengatakan bahwa hakim menjatuhkan hukuman tidak hanya untuk apa yang orang inginkan, tetapi apa yang terjadi.
Panggilan swatting adalah panggilan telepon tipuan yang dirancang untuk membuat senjata dan taktik khusus (Swat) sehingga polisi menggerebek rumah target. Pada 28 Desember 2017, Barriss mengatakan kepada polisi bahwa dia telah menembak ayahnya dan menyandera seluruh keluarganya. Dia memberi polisi alamat Gaskill di Kansas. Namun, alamat yang diberikan tersebut bukanlah alamat Gaskill melainkan Finch yang berusia 28 tahun. Polisi bersenjata pergi ke rumah Finch dan menembak mati Finch, yang tidak terlibat dalam perselisihan video game.
Sumber: BBC
Sumber Foto: Liputan6