internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Literasi Digital

Roadshow Aman Bergerak di 18 Kantor LBH

Di zaman digital saat ini, berbagai urusan jadi lebih mudah dikerjakan. Termasuk kegiatan kampanye hak-hak asasi manusia, advokasi, dan berbagai aktivisme. Namun kemudahan akses teknologi digital juga memunculkan ancaman keamanan digital. Siapapun pengguna perangkat digital, termasuk aktivis, para pengacara publik dan pegiat kebebasan berekspresi di Indonesia, bisa saja menjadi target ancaman digital.

Ancaman digital dapat berupa ancaman pencurian data pribadi, ancaman terhadap akses komunikasi, ancaman dalam berkomunikasi, maupun ancaman saat melakukan aksi. Karena itulah Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) dan ICT Watch bekerja sama menyelenggarakan pelatihan keamanan digital untuk Kantor-kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) yang berada di 18 (delapan belas) provinsi di Indonesia.

Aktivis LBH beserta jejariangnya merupakan garda terdepan pelindung hukum dan HAM masyarakat. Mereka memerlukan penguatan kapasitas kerja-kerja pengacara publik dan pegiat kebebasan berekspresi di Indonesia untuk 4 (empat) isu literasi digital utama, yakni kemanan digital; keamanan digital personal; jaga jejak digital dan digital aman saat unjuk rasa.

Program 18 kota ini dimulai di Jogjakarta pada 19 Januari 2023, yang diikuti oleh 20 anggota LBH dan jejaringnya. Keberimbangan gender di setiap pelaksanaan kegiatan juga menjadi perhatian kami. Ini sudah dimulai saat kick off di kota gudeg ini, dengan jumlah yang setara antara peserta 9 perempuan dan 11 laki-laki.

Dari Jogja kami beranjak ke Makassar pada 27 Januari 2023. Di kota ini kami melibatkan juga jejaring kami yang berada di Makassar untuk berpartisipasi memberikan pelatihan kepada 20 orang peserta dari kantor LBH Makassar dan jejaringnya.

Dari Makassar lanjut ke YLBHI di Jakarta pada 30 Januari 2023, dan lanjut ke ujung barat Indonesia, yaitu Banda Aceh pada 2-3 Februari 2023. Sama seperti di kota lainnya, 20 peserta di Aceh terdiri dari berbagai latar belakang komunitas dan masyarakat sipil, selain tentunya anggota Kantor LBH setempat.

Setiap kota kami mendapatkan berbagai cerita tentang keamanan digital dari para peserta. Ada kemiripan masalah namun ada juga tren yang berbeda. Misalnya di kota tertentu sedang maraknya phising dan di kota lain serangan berupa peretasan akun media sosial. Dari berbagai temuan itu kami pun melakukan peningkatan praktik pelatihan dengan simulasi ancaman digitai di kota berikutnya.

Kota kelima dari rangkaian 18 kota adalah Medan (9/2) yang dilanjutkan dengan Padang (16/2) sebagai kota ke-6. Kota Medan dihadiri 18 peserta, tidak hanya dari anggota LBH Medan, tetapi juga ada dari organisasi lain, seperti Perempuan Hari Ini, AJI Medan, dan Aliansi Sumut Bersatu. Profil peserta yang sama juga hadir di Padang yang dihadiri 23 orang peserta.

Di kota ke-7 kami lagi-lagi menambahkan pengalaman belajar teman-teman peserta pelatihan dengan simulasi keamanan digital. Di kota Semarang (16/3) kami melakukan simulasi phising agar peserta lebih waspada terhadap bahaya link, gambar, file, dan rupa lainnya yang dapat mencuri informasi dari gawai peserta, seperti identitas smartphone/laptop, ip address, lokasi, microphone, dan kamera. Simulasi menjadi cara yang kami anggap efektif untuk menumbuhkan kesadaran akan risiko mengklik link berbahaya.

Berbeda dengan kota lainnya, khusus di YLBHI (Jakarta) dan Kantor LBH Pekanbaru kami menambahkan satu materi tentang UU Pelindungan Data Pribadi. Materi ini dibabarkan langsung oleh ahlinya, Bhredipta Socarana dari Kementerian Kominfo. Pada sesi ini terjadi diskusi yang panjang dan menarik bagi peserta.

Hingga kini kegiatan Pelatihan Digital Aman, Aman Bergerak sudah berjalan di 13 kota. Kota berikutnya, Palembang (23/3), Jakarta (29/3), Bandung (29/3), Pekanbaru (4/4), Surabaya (10/4), dan Samarinda (10/4) sebagai kota yang ke-13. Masih ada 5 kota lagi yang menanti kehadiran kami.