Peneliti percaya bahwa pada tahun 2020 akan ada sebanyak lima juta pekerjaan yang hilang karena digantikan robot dan otomatisasi. Pertanyaannya, mungkinkan di antara pekerjaan yang hilang tersebut salah satunya adalah pekerjaan hacker di dalam aktivitas cybercrime?
Tampaknya para hacker tidak perlu khawatir kehilangan pekerjaan akibat makin banyaknya penggunaan robot dan otomatisasi. Pekerjaan mereka dalam bidang cybercrime dipercaya membutuhkan sentuhan manusia sehingga robot tidak akan pernah menggantikan hacker dalam melakukan kejahatan cyber.
Ada beberapa alasan, robot tidak akan pernah bisa menggantikan hacker, yaitu sebagai berikut.
Pertama, kelompok penipu perbankan menargetkan email phishing pada karyawan perusahaan keuangan untuk mendapatkan akses ke komputer pemroses pembayaran. Namun, bukan hanya mentransfer dana ke rekening digital, kelompok penipu mengirimkan rekan mereka ke mesin bank di mana kemudian mereka mengambil uang dengan menggunakan kartu tertentu.
Kedua, hacker yang menyaksikan nomor kartu untuk yang muncul pada pemrosesan pembayaran komputer benar-benar duduk di sana.
Ketiga, pencucian uang. Hacker memerlukan orang untuk melakukan pencucian uang yang telah mereka curi sebelumnya. Untuk itu terkadang hacker mengiklankan lowongan pekerjaan yang biasanya memiliki kualifikasi tidak biasa dan mengaku sebagai usaha e-commerce, misalnya bisa bekerja dari rumah, membutuhkan akses internet dan memiliki akun PayPal yang telah diverifikasi.
Nantinya orang yang mereka rekrut tersebut akan mengira mereka bekerja dari rumah, melakukan pekerjaan mentransfer uang untuk usaha yang sah, tetapi sebenarnya hal tersebut adalah kegiatan pencucian uang.
Dengan tiga alasan tersebut, tampaknya pekerjaan Hacker akan terlindungi dari otomatisasi dan robot. Ternyata cybercrime sangat membutuhkan sentuhan tangan manusia.
Sumber: IT Pro