Serangan ransomware kini menjadi tren yang tidak tertahankan. Laporan terbaru menunjukkan, jaringan ransomware menorehkan pendapatan 121 juta dollar AS dalam pembayaran selama semester pertama 2016 saja. Perusahaan kesehatan seperti rumah sakit merupakan target empuk ransomware karena ketergantungan mereka pada sistem yang sudah lama digunakan.
Serangkaian serangan ransomware dilakukan terhadap rumah sakit mulai awal tahun ini yang memaksa korban melakukan pembayaran uang tebusan hingga 100.000 dollar AS dalam bentuk bitcoin. Meskipun serangan terhadap rumah sakit tersebut masih relatif kecil dari target ransomware keseluruhan, rumah sakit merupakan bagian dari target langsung oleh jaringan serangan, sebagaimana diungkapkan oleh laporan terbaru McAfee Labs Security Threat Report.
Peneliti keamanan dari McAfee yang melacak ransomware yang telah menerima pembayaran bitcoin senilai 121 juta dollar AS dari beberapa kegiatan ransomware. Distributor ransomware tersebut telah menorehkan keuntungan senilai 94 juta dollar AS pada semester pertama 2016 saja.
Dengan melihat jumlah pendapatan serta keuntungan yang diraih oleh pelaku ransomware tersebut bukan tidak mungkin hal ini akan memicu makin banyaknya serangan ransomware di semester kedua 2016 nanti. Oleh karena ransomware mengunci komputer, hal ini memaksa korban untuk membayar uang tebusan. Jika tidak dibayar, tentu saja sistem komputer, misalnya yang ada di rumah sakit tidak bisa berjalan sehingga proses perawatan pasien terganggu. Bahkan FBI pernah menyarankan untuk membayar uang tebusan jika terkena serangan ransomware.
Masalahnya adalah bahwa membayar uang tebusan bukanlah penyelesaian yang baik karena bisa saja pelaku serangan ransomware melakukan penipuan sehingga ketika uang tebusan telah dibayar, kunci komputer tidak diserahkan. Bisa juga pembayaran tebusan tersebut malah memotivasi pelaku serangan ransomware untuk melakukan serangan di masa depan.
Sumber: ZDNet