internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Literasi Digital

Serunya Edukasi ToT Bikin Kupang Merona

KUPANG – TOT Edukasi Literasi Digital dengan Pendekatan Komunikasi Antar Pribadi akhirnya singgah di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Meskipun dirundung mendung tiga hari beruturut-turut, peserta tetap semangat datang untuk menerima materi yang disampaikan.

TOT kali ini dihadiri oleh 24 peserta dari berbagai macam organisasi non profit, pemerintah daerah, komunitas, hingga organisasi profesi. 

Rizky Ika Syafitri (Kiki) sebagai trainer dari UNICEF Indonesia menyampaikan ragam materi mulai dari edukasi kebal hoaks hingga komunikasi antarpribadi. Seperti di kota-kota sebelumnya, Kiki juga memberikan beberapa tips untuk melakukan pendekatan dengan masyarakat yang akan menerima materi sosialisasi, mulai dari menambah keakraban, saling mendengarkan dan bicara, serta mengunci komitmen.

Ditambah seru lagi, permainan tepuk hoaks-horror yang bikin riuh peserta. Dari game ini, peserta juga diajak berpikir apa sih kaitannya antara hoaks dan horror.

Di sesi selanjutnya ada Indriyatno Banyumurti yang biasa disapa akrab Mas IB (Direktur Eksekutif ICT Watch) yang menyampaikan materi tentang lawan hoaks, mulai dari mengenali ciri-cirinya, dampaknya, bagaimana melakukan cek dan ricek hoaks, dan sebagainya.

Ragam materi yang diberikan menjadi bekal peserta fasilitator yang melangsungkan praktik di Universitas Nusa Cendana. Peserta terbagi delapan kelompok untuk meberikan edukasi literasi digital tangkal hoaks kepada mahasiswa.

Banyak sekali tantangan yang mereka hadapi di masing-masing kelompok.

“Meskipun berbagi aula untuk dua kelompok, kami berusaha bagaimana caranya anak-anak bisa tetap fokus dengan materi yang kami bawakan,” ungkap Rosi, peserta dari Mafindo NTT yang sekaligus dosen Undana.

“Awalnya yang datang hanya dua orang, tapi akhirnya ada juga yang hadir sebelas orang. Mereka datang dengan wajah berengut memang karena setengah dipaksa hehe. Tapi akhirnya semua peserta menikmati sekali sesinya,” ungkap Abner, peserta dari JaWAra Internet Sehat.

Bahkan, salah satu peserta juga menggarap video bareng mahasiswa untuk edukasi tangkal hoaks. Berbagai macam rintangan tidak menyurutkan peserta fasilitator untuk berbagi ilmu dengan mahasiswanya, 

Pada hari ketiga, peserta juga diajak melakukan rancang aksi yang bisa mereka lakukan dalam waktu dekat di masing-masing organisasinya.

Bahkan, beberapa peserta langsung mempraktikkan di giatnya masing-masing. Salah satu peserta, Kak Rey dari Kwarda NTT, yang kerap berkegiatan di lapas anak dan perempuan, mengaku kalau pelatihan KAP ini bikin rona kelasnya jadi lebih hidup. 

Semoga Edukasi Literasi Digital dengan Pendekatan KAP yang diselenggarakan Unicef Indonesia dan ICT Watch bisa bermanfaat untuk para peserta. 

Tunggu kegiatan kami di kota-kota selanjutnya! (mnd)