internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Privasi & Data Pribadi

Setidaknya 8,5 Juta Dollar Singapura Hilang Karena Penipuan Phishing

Internet Sehat : Setidaknya 8,5 juta dollar Singapura hilang dalam penipuan phishing yang melibatkan SMS yang menyamar sebagai OCBC Bank pada bulan Desember 2021. Hal ini diungkpakan oleh kata Kepolisian Singapura (SPF) pada Kamis (30 Desember 2021).

Dalam rilis berita, polisi mengatakan setidaknya 469 orang telah menjadi korban penipuan tersebut sejak 1 Desember 2021 dengan sebagian besar uang hilang dalam dua minggu terakhir.

Menurut SPF, korban akan menerima SMS yang tidak diminta yang mengklaim bahwa ada masalah dengan rekening perbankan mereka di Bank OCBC. SMS tersebut meminta nasabah OCBC untuk mengklik tautan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Setelah mengklik, korban akan diarahkan ke situs web bank palsu dan diminta untuk memasukkan detail login akun iBanking. Nasabah akan mengetahui bahwa mereka telah ditipu ketika mereka menerima pemberitahuan yang memberi tahu tentang transaksi tidak sah yang dibebankan ke rekening bank mereka.

Penipuan ini menantang dan cukup sulit untuk memulihkan dana setelah nasabah dicurangi untuk melakukan transfer dari rekening bank. OCBC Bank telah memperingatkan nasabahnya tentang SMS phishing menggunakan beberapa saluran yang berbeda termasuk platform perbankan online, halaman media sosial dan media advisory.

Anggota masyarakat disarankan untuk tidak mengklik tautan URL meragukan yang disediakan dalam pesan teks yang tidak diminta. SPF mengatakan bahwa OCBC tidak akan mengirim SMS yang berisi tautan Bitly.

OCBC pada hari Kamis minggu lalu memperingatkan nasabah tentang penipuan mengingat potensi lonjakan serangan akhir pekan Tahun Baru. Antara 8 Desember dan 17 Desember, 26 nasabah melaporkan kerugian sekitar 140.000 dollar Singapura karena penipuan phishing.

Serangan phishing scammers menjadi sangat agresif dalam beberapa pekan terakhir, terutama selama akhir pekan Natal. Dari 24 Desember hingga 26 Desember, ada 186 nasabah yang terpengaruh, dengan kerugian sekitar 2,7 juta dollar AS.

Sumber : Channel News Asia