Anggota parlemen Inggris telah mengkritisi tingkat kegagalan IT di bank Inggris dan mengancam akan mengenakan pungutan keuangan dan aturan yang lebih banyak jika diperlukan. Sebuah laporan Komite Treasury mengatakan frekuensi perbankan online yang mengalami crash dan gangguan pelanggan tidak dapat diterima. Laporan tersebut mengatakan bahwa ketika cabang-cabang bank dan mesin ATM tutup, ada urgensi yang lebih besar untuk memastikan perbankan online berfungsi.
Laporan tersebut juga menjelaskan bahwa bank-bank besar biasanya menderita lebih dari 10 pemadaman online dalam sebulan. Nasabah dibiarkan tanpa uang tunai dan tidak dilayana. Bank seharusnya dapat berbuat lebih banyak untuk memastikan sistem IT mereka tangguh dan untuk menyelesaikan keluhan dan kompensasi lebih cepat.
Para anggota parlemen Inggris menyayangkan tiga regulator utama, yaitu Financial Conduct Authority, Prudential Regulation Authority, dan Bank of England tidak memiliki staf dan pengalaman untuk menangani meningkatnya jumlah kegagalan komputer. Peningkatan pungutan keuangan pada bank mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa regulator didanai dan sumber daya yang memadai. Anggota parlemen juga khawatir tentang peningkatan penggunaan penyedia layanan cloud pihak ketiga untuk daya komputasi dan penyimpanan data.
Steve Baker, anggota ketua Komite Treasury dalam penyelidikan, mengatakan bahwa jumlah kegagalan IT yang terjadi di sektor jasa keuangan, termasuk TSB, Visa dan Barclays, dan kerugian yang disebabkan oleh konsumen tidak dapat diterima. Karena itu, komite meluncurkan penyelidikan untuk melihat apa yang menyebabkan proliferasi insiden sepert dan apa yang dapat dilakukan oleh regulator untuk mencegah dan mengurangi dampaknya.
Sumber: BBC
Sumber Foto: BBC