Duduk selama berjam-jam telah mendapat anggapan jelek dan kebanyakan orang tahu bahwa gaya hidup tersebut menyebabkan segala macam masalah kesehatan. Namun, tampaknya hal tersebut ada pengecualian, yaitu duduk sambil membaca buku. Penelitian baru menunjukkan setidaknya ada satu hal yang dapat dilakukan selama waktu duduk dan hal tersebut ternyata bermanfaat sangat baik, yaitu membaca buku.
Sebuah studi yang diterbitkan secara online di Social Science & Health menunjukkan bahwa membaca buku memiliki hubungan yang signifikan dengan peningkatan umur.
Sebuah tim peneliti kesehatan masyarakat dari Yale University melihat data 3.635 orang Amerika di atas usia 50 yang dikumpulkan dari tahun 1992 sampai dengan 2012. Dengan menyesuaikan usia, jenis kelamin, ras, pendidikan, kekayaan, status perkawinan, dan depresi, mereka menemukan bahwa mereka yang membaca buku lebih mungkin untuk hidup lebih lama. Dengan melihat catatan lebih dari 12 tahun, mereka yang membaca buku 20% lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal dibandingkan dengan yang bukan pembaca buku. Secara keseluruhan, para peneliti menghitung bahwa buku bacaan dikaitkan dengan tambahan bertahan hidup selama 23 bulan. Namun, membaca majalah atau surat kabar tidak memiliki efek yang sama.
Para peneliti menemukan bahwa orang yang membaca buku menunjukkan kemampuan kognitif yang lebih kuat, seperti keterampilan untuk memanggil kembali (apa yang sudah dibaca) dan menghitung mundur yang dikombinasikan dengan membaca menunjukkan hubungan positif dengan hidup lebih lama. Avni Bavishi yang memimpin studi tersebut percaya bahwa keterlibatan mendalam yang diperlukan oleh narasi dan karakter fiksi dan panjangnya buku fiksi dan buku nonfiksi bisa meningkatkan keterampilan kognitif dan karena itu memperpanjang usia.
Hal penting yang perlu diingat dari penelitian ini adalah bahwa penelitian hanya menunjukkan korelasi, dan tidak sebab-akibat. Selain itu, tidak ada cara untuk memastikan bahwa korelasi yang sama akan terbukti ada pada populasi yang lebih muda, meskipun peneliti percaya ada kemungkinannya. Menurut peneliti, studi masa depan akan sangat membantu untuk melihat lebih khusus pada jenis buku yang dibaca dan melihat lebih dekat ke berbagai jenis buku, misalnya buku cetak, ebooks, dan buku audio untuk mencari tahu apakah mereka memiliki hubungan yang berbeda dengan umur panjang.
Sumber: Social Science & Medicine via Quartz
Sumber Foto: Getty Images