internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Literasi Digital

Surabaya Bergerak Tangkal Hoaks

SURABAYA BERGERAK TANGKAL HOAKS!

Surabaya, 18 Februari 2023 – ICT Watch, dengan dukungan UNICEF Indonesia menggandeng jejaring lembaga literasi digital dan pegiat kesehatan yang terdiri dari Yayasan Plato, Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI), Relawan TIK, Ikatan Guru TIK PB PGRI, MAFINDO, Kelompok Emak Blogger, dan Forum Taman Baca Masyarakat (TBM), termasuk Dinas Kesehatan Kota Surabaya melakukan Pelatihan untuk Pelatih (Training of Trainers) Edukasi Tangkal Hoaks dengan pendekatan Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication/IPC) pada 16-18 Februari 2023 di Kota Surabaya. Kegiatan praktik lapangan pada Kader Surabaya Hebat di Kecamatan Genteng, Kota Surabaya juga menjadi bagian dari pelatihan ini.

Survey UNICEF – Nielsen kuartal tahun 2022 menunjukan bahwa 38 persen masyakarat di enam kota besar di Indonesia tidak dapat membedakan mana informasi yang benar dan mana yang keliru atau hoaks. Selain di media sosial, berita online, dan aplikasi percakapan, hoaks juga menyebar dari mulut ke mulut di lingkungan keluarga, tetangga dan orang-orang dekat. Rizky Ika Syafitiri (Kiky), Spesialis Perubahan Perilaku UNICEF Indonesia menjelaskan selain upaya memberantas peredaran hoaks, upaya membangun kesadaran kritis masyarakat untuk dapat mengidentifikasi hoaks dan meresponnya dengan benar sangat diperlukan. Edukasi tangkal hoaks ini adalah bagian dari upaya pelibatan masyarakat dan perubahan perilaku hidup sehat.

Kiki di tengah peserta pelatihan


Kiky melanjutkan, Pandemi COVD-19 disertai dengan fenomena yang disebut ‘infodemi’. “Hoaks telah menjadi tantangan dalam penanggulangan COVID-19; banyak orang enggan untuk vaksinasi COVID-19 karena banyaknya hoaks tentang efek samping vaksin atau yang dikenal dengan istilah KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) atau takut ke rumah sakit untuk mendapatkan perawaratan karena banyaknya berita bohong tentang konspirasi dan lain sebagainya”.

Indriyatno Banyumurti, Direktur ICT Watch Indonesia menyampaikan tingginya penetrasi internet dan smartphone Indonesia belum diiringi dengan kecapakan digital masyarakat yang memadai untuk dapat memanfaatkan internet secara sehat. Selain keterampilan digital, perlindungan data pribadi dan etika juga menjadi bagian penting dalam inisiatif Edukasi Tangkal Hoaks ini. Selain kota Surabaya, program ini juga akan dilakukan di tujuh kota besar lain di Indonesia yaitu, Semarang, Banda Aceh, Makassar, Ambon, Kupang, Mataram dan Jayapura.

Peserta TOT menyampaikan kesan yang sangat positif dan antusias atas inisiatif ini. Salah seorang peserta, Mei Santi dari Relawan TIK, menyampaikan bahwa pelatihan ini memberikan bekal yang sangat berharga dengan penambahan ilmu, wawasan dan juga keterampilan di bidang literasi digital dan komunikasi antar pribadi. “Pelatihan ini benar-benar berbeda dengan pelatihan-pelatihan yang saya ikuti, luar biasa!”, ujarnya. , Di akhir pelatihan peserta juga langsung menyusun rencana aksi bersama agar Edukasi Tangkal Hoaks ini bisa dapat dilakukan dengan menyasar guru dan siswa sekolah, kader dan tenaga promosi kesehatan, mahasiwa, komunitas jurnalis, serta masyarakat umum. (ib/mt)