Lebih dari 130.000 orang telah menandatangani petisi yang menyerukan pembatalan The Investigatory Bill. Tim Berners-Lee mengatakan bahwa undang-undang tersebut menciptakan mimpi buruk keamanan. Sementara Edward Snowden menggambarkannya sebagai pengawasan yang paling ekstrim dalam sejarah demokrasi Barat.
Berdasarkan undang-undang tersebut, sejarah setiap layanan situs dan pesan yang dikunjungi warga Inggris dari perangkat apapun akan dipertahankan selama setahun oleh perusahaan komunikasi sehingga semua protes tersebut akan sia-sia. Petisi yang dirancang untuk menolak undang-undang tersebut datang sangat terlambat sebab undang-undang telah melewati semua tahap di parlemen.
Fakta bahwa petisi telah menarik lebih dari 100.000 tanda tangan berarti bahwa hal tersebut akan diperdebatkan di Parlemen. Namun ada hal yang menarik untuk ditanyakan, yaitu mengapa undang-undang tersebut memperoleh perlawanan yang sangat sedikit. Tampaknya grup kampanye privasi, penyedia layanan internet (ISP) dan industri teknologi yang lebih luas gagal menarik politisi untuk berbagi keprihatinan mereka terhadap undang-undang tersebut.
Salah satu bagian yang paling kontroversial dari undang-undang tersebut adalah kewajiban penyedia layanan komunikasi menyimpan log perilaku browsing pelanggan mereka selama setahun. Hal ini akan membuat ISP menyimpan catatan tentang situs apa, tetapi tidak halaman web tertentu dan aplikasi chatting apa dan kapan aplikasi chatting tersebut digunakan pelanggan.
Puluhan badan pemerintah yang berbeda, mulai dari polisi hingga Badan Standar Makanan akan dapat meminta akses ke informasi yang dikumpulkan tersebut tanpa memerlukan surat perintah. Ada kekhawatiran bahwa sistem ini terbuka untuk penyalahgunaan karena permintaan tidak akan diperiksa oleh badan independen. Selain itu, database menyajikan sasaran yang menggiurkan bagi hacker. Sebagian besar lainnya dari undang-undang tersebut bertujuan untuk memberikan dukungan hukum untuk operasi cyber yang sudah dilaksanakan oleh dinas keamanan Inggris.
Sumber: BBC