internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Privasi & Data Pribadi

TikTok Setuju Bayar 92 Juta Dollar AS atas Kasus Pengenalan Wajah

Internet Sehat : TikTok telah setuju untuk membayar 92 juta dollar AS untuk menyelesaikan gugatan yang menuduhnya menyalahgunakan kecerdasan buatan untuk melacak dan menyimpan data pengguna.

Sebuah gugatan kelompok menuduh TikTok melanggar hukum dengan menggunakan perangkat lunak untuk mengenali fitur wajah dalam video pengguna dan algoritma untuk mengidentifikasi usia, jenis kelamin, dan etnis. Gugatan tersebut juga menuduh bahwa data pengguna telah dikirim ke China.

TikTok membantah melakukan kesalahan, tetapi mengatakan ingin menghindari kasus pengadilan.

Gugatan tersebut menuduh bahwa data pengenalan wajah yang dikumpulkan oleh TikTok digunakan antara lain untuk melacak dan membuat profil pengguna untuk tujuan penargetan iklan.

TikTok mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa meskipun mereka tidak setuju dengantuduhan tersebut, namun daripada melalui proses pengadilan yang panjang, TikTok ingin memfokuskan upayanya untuk membangun pengalaman yang aman dan menyenangkan bagi komunitas TikTok.

Jika penyelesaian disetujui oleh hakim federal, uang itu akan dibagi di antara pengguna TikTok yang berbasis di AS. Kasus tersebut disidangkan di Illinois, yang memiliki undang-undang ketat seputar penggunaan biometrik.

TikTok juga telah setuju untuk menyatakan dalam kebijakan privasinya apakah aplikasi mengumpulkan informasi biometrik pengguna atau data GPS, serta apakah itu menyimpan atau mentransmisikan data pengguna di luar AS.

Ray Walsh, pakar privasi digital di penyedia jaringan pribadi virtual ProPrivacy berkata bahwa TikTok telah memilih untuk membayar penyelesaian besar-besaran dalam kasus privasi ini menunjukkan bahwa mereka tahu itu tidak akan menang.

Ia menambahwakan bahwa jelas bahwa TikTok memiliki uang untuk melawan kasus ini, namun ia memilih untuk membayar dalam jumlah besar agar kasusnya hilang. Pemilik aplikasi China, ByteDance, jelas merasa lebih baik melakukan pembayaran daripada mendapatkan lebih banyak tekanan buruk di masa mendatang.

ByteDance perusahaan yang memiliki TikTok telah menghadapi klaim serupa sebelum dan pada 2019 menyelesaikan kasus lain tentang pelanggaran privasi pengguna mudanya.

Sumber : BBC