Penipuan media sosial terus mengobarkan wabah disinformasi di dunia Arab. Terlepas dari pengumuman Twitter baru-baru ini yang mengatatkan bahwa mereka telah menangguhkan lebih dari 70 juta akun palsu, jaringan akun yang mencurigakan telah digunakan untuk memanipulasi diskusi guna mendukung agenda tertentu.
Tanda-tanda konvensional popularitas media sosial seperti topik yang sedang trend dan jumlah pengikut telah dieksploitasi dan dirusak oleh akun yang mencurigakan yang berusaha untuk mengendalikan narasi dalam perselisihan di seluruh wilayah. Di tengah konflik politik dan sosial yang sedang berlangsung di dunia Arab, tampak upaya bersama sedang dilakukan untuk meracuni wacana online, khususnya dalam pertikaian panjang antara Qatar dan negara-negara tetangganya di Teluk.
Troll yang terlibat dalam perang propaganda antara Qatar dan tetangganya bergantung pada akun palsu untuk meningkatkan pengikut mereka guna memproyeksikan kredibilitas dan memikat pengguna asli untuk mengikuti mereka. Beberapa troll yang sering memiliki nama patriotik, memiliki puluhan ribu pengikut dan memfokuskan kegiatan mereka pada retweeting komentar menghina terhadap lawan.
Investigasi BBC menemukan bahwa jumlah pengikut mereka yang mencolok adalah palsu dan tujuan utama mereka tampaknya meningkatkan kredibilitas akun yang lebih besar. Misalnya, akun berbasis di Arab Saudi @m6mp3 yang mengidentifikasi dirinya sebagai platform media yang berusaha mengekspos dukungan untuk terorisme dan korupsi Qatar, memiliki lebih dari 41.000 pengikut. Setelah BBC memeriksa 1.000 pengikut secara acak dari akun tersebut, ditemukan bahwa sekitar 350 dari mereka tidak pernah memposting tweet atau memiliki foto profil.
Demikian pula, akun anti-Doha @qatarileaks, memiliki lebih dari 55.000 pengikut, tetapi sampel dari 1.000 pengikut menunjukkan 23% tidak aktif. Kegiatan serupa juga telah dicatat pada akun pro-Qatar.
Akun palsu juga berkontribusi pada promosi tagar Twitter yang sedang tren. Seringkali mereka memposting tagar dalam serangkaian tweet berturut-turut selama periode waktu yang singkat untuk memberikan dorongan yang diperlukan untuk diakui oleh algoritma Twitter.
Setelah laporan media tentang pertemuan antara Qatar dan pejabat Israel di Siprus, troll anti-Qatar meluncurkan tagar Cyprus meeting exposes Qatar and Israel dengan banyak komentar kritis terhadap konspirasi terhadap orang Arab dan Palestina. Tagar tersebut muncul di lebih dari 7.000 tweets dan menjadi trending di Qatar dan UAE minggu lalu.
Beberapa akun palsu melakukan tweet tagar tersebut berkali-kali hanya dalam beberapa menit untuk memberikan dorongan agar trending. Satu akun melakukan retweet tagar empat kali selama hanya empat menit pada 24 Agustus. Tweet mereka dihapus pada hari berikutnya.
Sumber: BBC