Internet Sehat: Presiden AS Donald Trump telah mengambil langkah luar biasa dengan mengancam untuk menutup platform media sosial. Ancaman tersebut muncul setelah Twitter menambahkan tautan cek fakta ke tweetnya untuk pertama kalinya.
Untuk diketahui, pertempuran antara presiden AS Donald Trump dengan perusahaan media sosial telah berlangsung lama. Tetapi, sekarang rasanya perang habis-habisan antara Donald Trump dan Twitter menjelang pemilihan presiden AS, pada bulan November.
Trump mengamuk tentang surat suara curang dalam pemilihan AS. Tweet tersebut kemudian ditandai oleh Twitter untuk dihubungkan dengan cek fakta yang menampilkan artikel dari dua organisasi yang dianggapnya sebagai musuh bebuyutannya, CNN dan Washington Post.
Tidak butuh waktu lama untuk membalas, Donald Trump melakukan tweet bahwa Twitter benar-benar menghambat kebebasan berbicara dan ia sebagai presiden tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi.
Pada hari Rabu pagi (27/5), presiden AS tersebut kembali menaikkan suhu di Twitter dengan melakuka tweet yang mengungkapkan bahwa Partai Republik merasa bahwa platform media sosial benar-benar membungkam suara-suara konservatif dan dirinya akan sangat mengatur, atau menutupnya, sebelum membiarkan hal ini terjadi.
Ancaman terhadap media sosial dari presiden paling berkuasa di dunia bukan ancaman main-main. Namun di sisi lain, tampaknya Trump tidak terlalu mengerti bahwa sangat sulit bagi Kongres AS untuk melahirkan undang-undang untuk menutup media sosial. Menutup media sosial merupakan usaha langsung melawan kebebasan berbicara yang sangat didukung oleh siapa saja termasuk Internet Sehat.
Sumber: BBC