internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Literasi Digital

Trump Gugat Facebook, Google & Twitter, Tuduh Lakukan Sensor

Internet Sehat : Mantan presiden AS Donald Trump telah mengajukan gugatan terhadap raksasa teknologi Google, Twitter dan Facebook. Trump mengklaim bahwa ia adalah korban penyensoran. Gugatan class action juga menyasar CEO ketiga perusahaan tersebut.

Trump diskors dari akun media sosialnya pada Januari karena masalah keamanan publik setelah kerusuhan Capitol, yang dipimpin oleh para pendukungnya. Pada hari Rabu yang lalu Trump menyebut gugatan itu perkembangan yang sangat indah untuk kebebasan berbicara kita.

Dalam konferensi pers dari resor golfnya di Bedminster, New Jersey, Trump mencerca perusahaan media sosial dan Demokrat, yang dia tuduh mendukung informasi yang salah. Gugatan itu meminta perintah pengadilan untuk mengakhiri dugaan penyensoran. Trump menambahkan jika mereka dapat melarang seorang presiden, mereka dapat melakukannya kepada siapa pun.

Tak satu pun dari perusahaan teknologi yang disebutkan menanggapi gugatan, yang diajukan ke pengadilan federal di Florida. Pada saat yang sama pada hari Rabu, sekutu Trump dari Partai Republik di Kongres merilis sebuah memo yang menggambarkan rencana mereka untuk menghadapi Big Tech.

Agenda tersebut menyerukan langkah-langkah antimonopoli untuk membubarkan perusahaan, dan pembenahan undang-undang yang dikenal sebagai Bagian 230. Bagian 230, yang coba dicabut oleh Trump sebagai presiden, pada dasarnya menghentikan perusahaan seperti Facebook dan Twitter untuk bertanggung jawab atas hal-hal yang diposting pengguna. Ini memberi perusahaan status platform daripada penerbit.

Gugatan itu telah dikritik oleh para ahli hukum, yang menunjuk pada kebiasaan Trump mengeluarkan tuntutan hukum untuk perhatian media, tetapi tidak secara agresif membela klaim di pengadilan. Argumennya tentang pelanggaran kebebasan berbicara juga dipertanyakan oleh para analis, karena perusahaan yang dia tuduh memiliki perlindungan Amandemen Pertama yang sama dalam menentukan konten di situs mereka.

Sumber : BBC