internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Literasi Digital

Twitter Matikan Alat Pendeteksi Troll

Twitter telah menutup sebuah upaya crowd-sourced untuk mengekspos akun palsu yang memposting pesan rasis di jejaring sosial tersebut. Upaya crowd-sourced tersebut adalah bot  Imposter Buster yang secara otomatis membalas tweet yang dikirim oleh akun palsu untuk memperingatkan orang lain. Namun, Twitter menangguhkan bot tersebut setelah munculnya sejumlah besar keluhan spam diajukan terhadap bot tersebut.

Yair Rosenberg mengatakan bahwa bot Imposter Buster sedang melakukan pekerjaan Twitter untuk membasmi troll. Rosenberg mengidentifikasi bahwa troll online menyamar dengan identitas palsu dengan cara mencuri foto-foto orang Yahudi dan Muslim yang mengenakan pakaian religius.

Troll tersebut akan menampilkan diri di Twitter sebagai tokoh agama dengan biografi seperti melawan anti-Semitisme dan musuh sayap kanan. Namun, mereka akan bergabung dalam percakapan dan mengirim pesan seperti tidak semua Nazi itu buruk dan “Jika Theresa May mengusir Muslim Inggris, saya akan memberikan sebuah patung untuk menghormatinya. Rosenberg menggambarkan bahwa akun tersebut sangat efektif karena profil palsunya tidak segera terlihat jelas.

Rosenberg bekerja sama dengan relawan pengembang perangkat lunak relawan untuk mengembangkan bot yang akan membalas tweet yang diposting oleh akun palsu tersebut. Namun pada hari Rabu yang lalu Rosenberg mengatakan bahwa Twitter telah melarang bot tersebut.

Dalam artikelnya, dia mengatakan bahwa bot tersebut telah dilarang karena telah memposting duplikasi konten dalam volume tinggi. Twitter juga menerima sejumlah besar keluhan spam yang menurut Rosenberg mungkin telah diajukan oleh troll online. Tentunya banyak orang kecewa karena Twitter memilih untuk melarang Buster Imposter.

Sumber: BBC