Twitter telah meminta maaf karena mengizinkan iklan untuk ditargetkan secara mikro pada pengguna tertentu seperti neo-Nazi, homofobia dan kelompok kebencian lainnya.
BBC sebelumnya menemukan masalah tersebut dan mendorong perusahaan teknologi tersebut untuk bertindak. Investigasi BBC menemukan kemungkinan untuk menargetkan pengguna yang menunjukkan minat pada kata kunci termasuk transphobic, supremasi kulit putih dan anti-gay.
Twitter memungkinkan iklan diarahkan pada pengguna yang telah memposting atau mencari topik tertentu. Akan tetapi perusahaan sekarang meminta maaf karena gagal mengecualikan ketentuan diskriminatif.
Badan amal anti-kebencian telah mengungkapkan kekhawatiran mereka bahwa platform periklanan perusahaan teknologi AS bisa digunakan untuk menyebarkan intoleransi.
Seperti banyak perusahaan media sosial, Twitter membuat profil terperinci para penggunanya dengan mengumpulkan data tentang hal-hal yang mereka poskan, sukai, tonton, dan bagikan. Pengiklan dapat memanfaatkan ini dengan menggunakan alatnya untuk memilih pemirsa kampanye mereka dari daftar karakteristik, misalnya orang tua remaja, atau fotografer amatir.
Hope Not Hate, badan amal anti-ekstremisme, mengatakan pihaknya khawatir iklan Twitter bisa menjadi alat propaganda bagi kelompok sayap kanan. Badan amal eating disorder Anorexia dan Bulimia Care menambahkan bahwa mereka percaya alat iklan itu telah disalahgunakan.
Jejaring sosial Twitter mengatakan memiliki kebijakan untuk menghindari penyalahgunaan penargetan kata kunci, tetapi mengakui bahwa itu belum diterapkan dengan benar.
Sumber: BBC