Pernah menemukan anak remaja anda mengirimkan kalimat eksplisit atau foto dirinya yang telanjang atau setengah telanjang kepada temannya atau orang lain? Jika pernah, itu artinya anak anda terlibat sexting. Sexting adalah kegiatan mengirimkan kalimat  sexually explicit atau foto  sexually explicit kepada orang lain.

Kemajuan perangkat bergerak seperti smartphone membuat perilaku sexting ini meningkat cukup tajam. Sebuah penelitian yang diperuntukkan bagi pemerintahan Australia menemukan hampir tiga perempat dari remaja berusia 15 sampai 18 tahun telah mengirim pesan teks eksplisit secara seksual,  sedangkan setengah lainnya telah mengirim foto dan video diri mereka yang telanjang atau semi telanjang.

Menurut penelitian tersebut, sekitar 84 persen dari remaja yang diwawancarai mengatakan mereka telah menerima pesan eksplisit melalui telepon atau email. Namun, para peneliti menegaskan bahwa kenaikan sexting  tidak menimbulkan kerusakan perilaku pada sebagian besar remaja. Meskipun kekhawatiran penggunaan komunikasi digital dapat mendorong perilaku seksual yang lebih berisiko di kalangan anak muda meningkat, hubungan seksual antarremaja cenderung menurun.

Penelitian tersebut mewawancarai  lebih dari 2.100 siswa di seluruh Australia. Dari penelitian tersebut ditemukan fakta 70 persen siswa aktif secara seksual, turun dari 78 persen pada survei sebelumnya enam tahun yang lalu. Penelitian juga menemukan bahwa hampir 90 persen dari remaja usia 16 sampai 18 tahun menggunakan beberapa bentuk media sosial seperti Facebook , Twitter atau Instagram setiap hari. Seperlima dari mereka yang diteliti mengatakan mereka menggunakan situs internet untuk tujuan seksual.

Hampir tiga perempat dari remaja yang aktif secara seksual mengatakan mereka tidak menyesal melakukan hubungan seks sementara lebih dari setengah dari mereka yang tidak melakukan hubungan seks  merasa bangga untuk mengatakan tidak pernah melakukan hubungan seks.

Sumber: The Telegraph

Sumber Gambar: essentialkids.com.au