internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Privasi & Data Pribadi

WhatsApp Luncurkan Kampanye Privasi di Inggris

Internet Sehat : WhatsApp telah meluncurkan kampanye pertama yang berfokus pada privasi di Inggris. Kampanye ini merupakan akibat dari reaksi pengguna terhadap perubahan syarat dan ketentuan yang diumumkan awal tahun ini. WhatsApp juga mengatakan berdiri teguh melawan tekanan dari pemerintah, termasuk Inggris untuk berkompromi dengan cara mengenkripsi pesan.

Pimpinan WhatsApp Will Cathcart mengatakan bahwa pihak berwenang harus menuntut lebih banyak keamanan daripada kurang. Langkah pertama untuk menjaga orang tetap aman adalah, layanan harus memiliki keamanan yang kuat, dan WhatsApp menginginkan pemerintah tidak boleh berada di luar sana mencoba mendorong perusahaan teknologi untuk menawarkan keamanan yang lemah.

Kampanye ini diatur untuk berjalan secara internasional, dimulai di Inggris dan Jerman pada hari Senin. WhatsApp menggunakan enkripsi ujung ke ujung, yang berarti pesan hanya dapat dibaca di perangkat pengirim dan perangkat penerima. WhatsApp sendiri dan secara default perusahaan induknya Facebook tidak dapat melihat atau mencegat mereka, dan begitu juga dengan penegak hukum.

Menteri Dalam Negeri Priti Patel menggambarkan penggunaan enkripsi end-to-end sebagai tidak dapat diterima dalam memerangi berbagi konten ilegal. Dalam pidato di bulan April mengatakan dia ingin melihat end to end encryption digunakan dengan cara yang juga konsisten dengan perlindungan publik dan keselamatan anak, tetapi tidak merinci bagaimana hal tersebut bisa bekerja.

Facebook mengatakan bermaksud untuk meluncurkan enkripsi lebih luas di seluruh layanan lainnya. WhatsApp sudah diblokir di China daratan, dan menggugat pemerintah India atas aturan digital baru yang akan memaksanya melanggar perlindungan privasinya. Sekitar 400 juta dari dua miliar pengguna globalnya berada di India.

WhatsApp menghapus dua juta akun setiap bulan dan pada tahun 2020 platform tersebut melaporkan 300.000 gambar ke National Center for Missing Exploited Children. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan kombinasi laporan dari penerima pesan dan pembelajaran mesin menggunakan data tidak terenkripsi yang dapat dilihat WhatsApp seperti volume pesan yang dikirim akun dan berapa banyak grup yang bergabung.

Sumber : BBC