internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Literasi Digital

Dilanda Serangan Balik, Facebook Tunda Instagram Kids

Internet Sehat : Rencana untuk membuat pengalaman Instagram untuk anak di bawah 13 tahun, yang dijuluki Instagram Kids, telah ditunda oleh Facebook. Pimpinan Instagram Adam Mosseri mengatakan bahwa Facebook akan menggunakan waktu untuk mendengarkan orangtua, pakar, pembuat kebijakan, dan regulator.

Penundaan ini mengikuti bocoran penelitian internal yang dikatakan Wall Street Journal (WSJ) menunjukkan bahwa Instagram beracun bagi gadis remaja. Namun dalam sebuah blog baru-baru ini, kepala penelitian Facebook Pratiti Raychoudhury menyebut tuduhan ini tidak akurat.

Instagram mengharuskan pengguna berusia setidaknya 13 tahun sebelum membuat akun, tetapi banyak anak di bawah usia itu tetap menggunakan platform tersebut. Sebelumnya Facebook mengatakan bahwa Instagram Kids akan menjadi solusi praktis untuk masalah industri yang sedang berlangsung dari anak-anak yang berbohong tentang usia mereka untuk mengakses aplikasi dan memungkinkan anak-anak untuk terhubung dengan keluarga dan teman dalam cara yang sesuai usia.

Namun pada bulan April, sebuah surat dari Campaign for a Commercial-free Childhood, yang ditandatangani oleh 99 kelompok dan individu, mengklaim bahwa platform terobsesi dengan foto berbahaya bagi kesehatan dan privasi anak-anak dan menyerukan agar proyek tersebut dibatalkan.

Pada tahun 2020, gadis remaja ditanya kapan mereka merasa buruk tentang tubuh mereka. Jawabannya lebih buruk 32%, lebih baik 22%, tidak berdampak 46%.

Artikel di WSJ menyatakan bahwa Instagram berdampak jelek bagi gadis remaja, di mana mereka merasa lebih buruk terhadap tubuh mereka. Artikel ini dibantah oleh Facebook, tetapi mereka tidak menunjukkan data yang diperlukan untuk membantah artikel tersebut.

Situs berita teknologi The Verge mengatakan tanggapan Facebook mengabaikan banyak masalah yang diangkat dalam artikel WSJ, termasuk remaja yang mengaku merasa kecanduan Instagram. Komentator telah menantang Facebook untuk mempublikasikan penelitian tersebut.

Sumber : BBC