internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Literasi Digital

Ratusan Mahasiswa Tulungagung Lawan Hoaks dan Ujaran Kebencian

Lebih dari 500 mahasiswa memenuhi Auditorium UBHI PGRI Tulungagung. Mereka mengikuti kegiatan Seminar Literasi Digital: Melawan Hoaks dan Ujaran Kebencian, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bekerjasama dengan UBHI PGRI Tulungagung.

Dalam sambutan secara virtual, Dirjen Aplikasi Informatika Kemkominfo, Samuel A. Pangerapan, menyampaikan pentingnya literasi digital untuk dikuasai oleh semua pengguna internet di Indonesia. “Cakap Bermedia DIgital, Etis Bermedia Digital, Budaya Bermedia Digital, dan Aman Bermedia Digital, adalah 4 pilar literasi digital yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko WIdodo saat meluncurkan program Indonesia Makin Cakap Digital tahun 2021 lalu. Ini harus disosialisasikan seluas-luasnya kepada setiap elemen masyarakat, dan memerlukan bantuan dari berbagai pihak”, lanjut Samuel.

Koordinator Literasi Digital Bidang Pendidikan Kemkominfo, Bambang Tri Santoso, menambahkan pentingnya kerjasama sosialisasi literasi digital ini dengan kalangan perguruan tinggi, karena dapat bersinergi dengan program Tridharma Perguruan Tinggi.

Acara ini juga disertai dengan penandantanganan kerjasama terkait edukasi literasi digital antara Kemkominfo dengan 4 perguruan tinggi di Jawa TImur, yaitu: Universitas PGRI Kanjuruhan Malang, Universitas Panca Marga Probolinggo, Universitas Qomaruddin Gresik dan tuan rumah Universitas Bhineka PGRI Tulungagung.

Pada sesi seminar, hadir tiga orang narasumber yaitu: Indriyatno Banyumurti dari ICT Watch yang juga merupakan Pandu Digital Utama, Dr. Ajar Dirgantoro. M.Pd (Direktur Pascasarjana UBHI), dan Mei Santi, S.Sy, M.Sy (Ketua Komisariat Bersama Kampus Nasional Akademik RelawanTIK).

Indriyatno sebagai pembicara pertama, menyampaikan etika bermedia digital, khususnya terkait dengan hoaks. Dia mengajak para mahasiswa untuk dapat berpikir kritis saat menerima informasi yang diragukan kebenarannya. “Hoaks itu akan menyerang emosi, sehingga kita sering kehilangan daya pikir kiritis kita. Dan dengan media sosial dapat menyebar dengan cepat. Penting untuk menyaring informasi yang ada sebelum menyebarkannya, dan memverifikasinya dengan berbagai tools seperti https://s.id/cekhoaks”, lengkapnya.

Sementara Ajar menyampaikan materi terkait kecakapan digital dalam menghadapi transformasi digital ini, dan Mei Santi berbicara di pilar budaya digital.