internetsehat.id

Merawat Kolaborasi Literasi Digital Indonesia

Infodemi Literasi Digital

Covid-19 : Twitter Targetkan Penyebar Informasi Palsu Produktif

Internet Sehat : Twitter akan memperkenalkan sistem serangan baru untuk menghapus penyebaran berulang-kali informasi palsu vaksin COVID-19 dari platform mereka.

Pada hari Senin yang lalu Twitter mengatakan bahwa selain menghapus ribuan tweet dan memeriksa lebih dari 11,5 juta akun yang ditautkan ke informasi palsu di platform Twitter, perusahaan sekarang akan mulai menerapkan label ke tweet yang mungkin berisi informasi menyesatkan tentang vaksin COVID-19.

Sistem ini serupa dengan yang telah diberlakukan oleh Facebook, yang juga mengadopsi pendekatan informasi yang salah yang ditargetkan berdasarkan lokasi pengguna dan mengukur sikap terhadap topik termasuk vaksinasi dan pemakaian masker di seluruh dunia.

Twitter pertama-tama akan menggunakan karyawan mereka untuk membuat keputusan apakah tweet melanggar kebijakan perusahaan dan penilaian ini kemudian akan digunakan untuk melatih alat dan algoritma otomatis untuk mendeteksi kesalahan informasi.

Perusahaan bermaksud untuk pada akhirnya menggunakan review otomatis dan manusia untuk menangani konten yang melanggar aturan informasi yang salah tentang vaksin COVID-19.

Penyebar konten palsu vaksin COVID-19 yang terus-menerus akan mendapat peringatan. Twitter berharap sistem akan mendidik pengguna tentang mengapa konten tertentu melanggar aturan Twitter sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan lebih lanjut perilaku mereka dan dampaknya pada percakapan publik.

Twitter akan memberi tahu pengguna ketika mereka menerima peringatan dan setelah dua peringatan, penguncian akun selama 12 jam akan diterapkan. Setelah tiga peringatann, larangan 12 jam lagi akan diberlakukan, dan setelah empat kali pengguna tidak akan dapat mengakses akun mereka selama seminggu.

Pengguna yang memperoleh peringatan sebanyak 5 kali atau lebih akan dihukum dengan skorsing permanen. Namun, pengguna tetap memiliki hak untuk mengajukan banding.

Selain memperkenalkan sistem peringatan, Twitter telah meluncurkan permintaan pencarian COVID-19 untuk mendorong hasil dari sumber resmi termasuk organisasi kesehatan, iklan nirlaba gratis, dan kolaborasi berkelanjutan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sumber : ZDNet